Wabah Corona Bikin Ratusan Hotel Tutup Sementara, PHRI Bantah Soal Promo Menginap Murah
Nasional

Sebuah kabar menyebutkan bahwa sebuah hotel di Bali menawarkan promo murah untuk menginap dengan tarif Rp 3 juta per bulannya. Hal ini tentu saja membuat pihak PHRI membantahnya.

WowKeren - Masuknya pandemi corona di Indonesia menimbulkan berbagai dampak di sejumlah bidang, seperti di ekonomi dan pariwisata. Hingga hari ini (3/4), sudah 826 hotel terpaksa tutup karena tak lagi memiliki pengunjung.

Angka tersebut bertambah dari data Rabu (1/4) kemarin yakni 698 hotel. Sehingga penambahannya sebanyak 128 hotel.

"Sementara sampai hari ini di Bali 56 hotel yang hotel besar. Seluruh Indonesia per hari ini yang menutup sudah 826 hotel," ujar Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Rainier H Daulay dilansir Detikcom, Jumat (3/4).

Sayangnya, tiba-tiba muncul kabar yang mengatakan adanya hotel yang memberikan diskon menginap hingga biaya sewanya menjadi Rp 3 juta per bulan. Merespon kabar tersebut Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani menilai jika diskon tersebut sangat tak masuk akal.

"Saya tanya ke orang (hotel) di Bali. Saya cek ah masa bener sih," katanya. "Karena memang dibilang 1 orang Rp3 juta untuk satu bulan. Haduh.. kayaknya gak masuk akal banget. Sangat tidak masuk akal banget."


Alasan diskon tersebut tak masuk akal lantaran sesuai dengan penerimaan dan pengeluaran dari hotel tersebut. Biaya-biaya seperti listrik, pegawai dan biaya operasional lainnya yang harus ditanggung hotel cukup besar dan tidak sebanding dengan diskon semacam itu.

"Takutnya ini ngawur juga. Ini temen-temen Bali lagi cek. Belum terkonfirmasi. Saya tanya temen-temen nggak make sense lah. Ngapain? tambah rugi," paparnya. "Jadi kalaupun istilahnya itu hotel terisi 100 persen lah, dengan biaya si Rp 3 juta sebulan tetap gak nutup. Ini kita bicara kalau 100 persen."

"Ya kecuali, mungkin yang namanya si karyawannya dibayar 10-20 persen," imbuhnya. "Pokoknya biayanya mengikuti itu apa yang dia terima. Karena ada cost-nya.

Lebih lanjut, Hariyadi mengatakan bahwa pemberian diskon gila-gilaan bukan pilihan tepat. Para pengusaha justru lebih banyak memilih menutup bisnisnya sementara waktu serta merumahkan karyawannya hingga kondisi telah kondusif.

"Karena kalau dia beroperasi malah tambah rugi. Kalau di satu titik kamar terisi di bawah 9 persen mending tutup," pungkasnya. "Percuma lah, gak bisa diapa-apain lagi."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru