Situasi demam berdarah (DBD) di Indonesia harus mulai diwaspadai, pemerintah ingatkan jangan sampai memperburuk kondisi darurat Tanah Air akibat corona.
- Ruth Meliana
- Jumat, 03 April 2020 - 20:56 WIB
WowKeren - Indonesia saat ini tengah dalam situasi darurat akibat pandemi virus corona (COVID-19). Kasus virus corona di Indonesia sendiri hingga Jumat (3/4) mencapai 1.986 pasien positif.
Kini, situasi demam berdarah (DBD) di Indonesia juga diwaspadai akan mulai meningkat. Apalagi, kasus demam berdarah di Indonesia biasa melonjak tajam di musim pancaroba sekitar bulan April hingga Mei.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengingatkan masyarakat untuk terus waspada terhadap gejala DBD. Ia mengingatkan agar jangan sampai kasus demam berdarah memperburuk wabah virus corona di Indonesia.
”Musim pancaroba April-Mei ini jika melihat data statistik masih ada peningkatan DBD di Indonesia,” kata Yurianto dalam konferensi pers di BNPB, Jumat (3/4). “Jangan sampai ini memperburuk pandemi COVID-19.”
Oleh sebab itu, Yuri mengingatkan masyarakat pentingnya untuk selalu menjaga kebersihan di rumah. “Lakukan pembersihan sarang nyamuk di rumah, waktu kita cukup banyak berada di rumah," jelas Yuri.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Januari-Maret 2020, terdapat 17.280 kasus DBD. Dalam tiga bulan pertama, DBD merenggut 104 nyawa dengan angka kematian tertinggi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni 32 orang.
Pasien DBD yang meninggal dunia juga ada di Jawa Barat dan Jawa Timur. Dengan demikian, NTT, Jabar dan Jatim ditandai sebagai zona merah. Kemudian Lampung. Jawa Tengah (Jateng), Bengkulu, Sulawesi Tenggara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kalimantan dan Sulawesi Tengah ditetapkan sebagai zona kuning.
Seperti yang diketahui, kasus virus corona di Indonesia sendiri terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap harinya. Dilansir covid.go.id hingga Jumat (3/4), kasus corona di Indonesia mencapai 1.986 pasien positif.
(wk/lian)
