Wabah Corona Meluas, Mal di Jatim Dipastikan Tetap Buka
Twitter/Shima_ru
Nasional
COVID-19 di Indonesia

Pusat perbelanjaan di Jawa Timur memastikan diri akan tetap buka kendati wabah virus Corona meluas. Namun ada beberapa penyesuaian, seperti penjelasan berikut ini.

WowKeren - Sudah lebih dari tiga bulan berlalu sejak wabah virus Corona pertama kali muncul. Namun sampai kini wabah itu belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda, bahkan belakangan kian mengganas karena sudah berstatus sebagai pandemi global.

Di Indonesia sendiri sebanyak 1.986 orang telah dikonfirmasi positif terinfeksi virus yang masih berkerabat dengan penyebab SARS serta MERS itu. Sudah menginfeksi hampir seluruh provinsi di Indonesia, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah menjadi 5 daerah dengan kasus positif terbanyak.

Berbagai kebijakan pun diterapkan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk mencegah wabah meluas. Salah satunya dengan menghentikan sementara operasional tempat-tempat dengan konsentrasi massa tinggi, termasuk pusat perbelanjaan atau mall.

Namun nyatanya Pemerintah Provinsi Jawa Timur sampai sekarang belum memberikan instruksi untuk menutup pusat perbelanjaan. Oleh karena itulah, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim mengambil sikap untuk tidak menutup pusat perbelanjaan walau wabah Corona meluas.

Ketua APPBI Jatim, Sutandi Purnomosidi menyebut mal merupakan industri padat karya. Ada ribuan orang yang menggantungkan hajat hidupnya di usaha tersebut. Oleh karena itu, mal Jatim akan tetap buka untuk melayani kebutuhan masyarakat selama masa pandemi COVID-19.


"Meskipun pengunjung mal tinggal 20-30 persen tapi kita harus terus bertahan. Situasi ini sulit untuk semuanya, tapi kita percaya roda ekonomi harus terus berputar, tidak boleh berhenti," ujar Sutandi, Jumat (3/4), seperti dilansir Suara Surabaya. "Sekali berhenti, dampaknya lebih bahaya lagi."

Ia lantas mencontohkan beberapa pusat perbelanjaan yang memperkerjakan sekitar seribu orang. Bila ditambah dengan karyawan-karyawan tenant, orang yang menggantungkan hidupnya di sana mencapai 6 ribu jiwa.

"Itulah kenapa kami berprinsip penutupan mal adalah alternatif paling akhir. Apabila itu dikehendaki oleh pemerintah pusat atau kota, pasti kami ikuti. Tetapi kami perhatikan, mereka yang bekerja di sektor ini sangat membutuhkan pekerjaan tersebut," terangnya. "Kalau kita tutup, mereka akan dirumahkan, unpaid list. Itulah mengapa kami masih bertahan."

Memang ada beberapa penyesuaian seperti jam operasional yang berkurang atau shift kerja pegawai yang disesuaikan. "Semua masih bisa tetap kerja meskipun take home pay-nya berkurang. Paling penting saat ini jangan sampai kehilangan pekerjaan," ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya akan tetap mendukung pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi mengurangi peluang penularan wabah. Namun selama masa PSBB berlangsung, pusat perbelanjaan tak akan ditutup demi memenuhi hajat banyak orang.

Selain itu, mal pun dilengkapi dengan berbagai alat pencegahan penularan wabah. Mulai dari pengunjung yang diminta antre, anjuran rajin cuci tangan, sampai menyediakan alat pemeriksaan suhu. Selain itu ada pula mal yang menyediakan bilik sanitasi dengan disinfektan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait