Pengusaha Bus Rugi Besar Gara-Gara Corona, Omzet Turun Sampai 100 Persen
Twitter/boyrambo82
Nasional

Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono menyebut bahwa hal ini paling berdampak pada pekerja bagian operasional. Karena mereka tidak akan mendapat bayaran jika tidak bekerja.

WowKeren - Pandemi virus corona (Covid-19) yang semakin meluas kini telah menjangkit 2.273 orang di Indonesia per Minggu (5/4) kemarin. Pandemi ini juga tidak hanya berpengaruh kepada kesehatan masyarakat saja, namun juga berdampak ke sejumlah sektor lain

Pandemi ini tercatat turut mempengaruhi penyedia jasa transportasi. Menurut Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono, omzet pengusaha bus anjlok 75 persen hingga 100 persen imbas pandemi corona.

"Untuk angkutan penumpang, kalau sekarang kami sudah turun drastis sekali dari seluruh rata-rata angkutan yang ada," terang Ateng dalam diskusi publik via online di Jakarta pada Minggu (5/4) kemarin. "Kami merasakan penurunan 75 persen sampai 100 persen omzet."

Ateng lantas menjelaskan bahwa penurunan omzet dimulai sejak pasien corona pertama diumumkan. Pengumuman tersebut disusul oleh kebijakan jaga jarak alias physical distancing dari pemerintah dan penutupan sejumlah objek wisata.


Selain itu, Ateng juga mengungkapkan bahwa angkutan perkotaan di Jabodetabek maupun daerah lain ikut menurun karena yang beroperasi hanya 17 persen hingga 20 persen saja. Sedangkan untuk angkutan logistik dan barang, omzetnya juga telah merosot secara gradual di kisaran 50 persen sampai 60 persen.

"Teman-teman mengatakan 50 sampai 60 persen (omzet turun)," jelas Ateng. "Fakta itu terlihat di lapangan sampai sisi barang-barang tertentu sudah susah kami dapatkan, termasuk obat-obatan."

Menurut Ateng, pihak yang paling terdampak dalam hal ini adalah pekerja bagian operasional. Pasalnya, apabila para pekerja tersebut tidak bekerja, maka mereka tidak akan mendapatkan gaji.

"Kami rasakan untuk seluruh awak kami yang berkaitan dengan operasional yang tidak bekerja, maka tidak dibayar," ujar Ateng. "Mereka sungguh kasihan meski berbagai perusahaan melakukan back up tapi saya rasa ini tidak akan berjalan panjang."

Oleh sebab itu, pemerintah diharapkan bisa segera menentukan kebijakan yang bisa membantu para pekerja di bidang transportasi di tengah pandemi corona. "Hal- hal ini yang kami rasakan kalau industri transportasi tanpa ditolong akan terjadi sesuatu yang berat, pasti recovery-nya sangat berat," pungkasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru