70,59 Persen Remaja Nilai Belajar dari Rumah Karena Pandemi Corona Lebih Melelahkan, Ini Alasannya
ABC/James Lam
Nasional

Sobatmu.com yang dikelola oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran lantas menggelar survei terhadap pelajar dan mahasiswa berusia 15 - 22 tahun dari seluruh Indonesia.

WowKeren - Pandemi virus corona (Covid-19) membuat sejumlah kegiatan terpaksa dilakukan dari rumah. Salah satunya adalah kegiatan belajar mengajar di sekolah dan perguruan tinggi.

Sobatmu.com yang dikelola oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran lantas menggelar survei terkait aktivitas belajar-mengajar dari rumah ini. Survei tersebut dilakukan terhadap pelajar dan mahasiswa berusia 15 - 22 tahun dari seluruh Indonesia.

Hasilnya, 70,59 persen remaja menilai bahwa belajar di rumah lebih melelahkan dibanding mengikut pembelajaran tatap muka. Sementara itu, 17,65 persen remaja merasa senang terhadap pembelajaran dari rumah ini. Sedangkan 11,76 persen lainnya merasa tak ada perbedaan belajar dari rumah dan tatap muka.


Menurut Managing Director Sobatmu, Ira Mirawati, aktivitas belajar dari rumah yang telah berlangsung selama 2 pekan terakhir ini adalah kasus tanggap darurat yang tidak direncanakan dari awal. Sekolah dan perguruan tinggi yang belum memiliki rancangan pembelajaran online yang matang hanya bisa merencanakannya dalam waktu singkat. Ia juga menilai bahwa banyak pelajar merasa kurang nyaman lantaran tugas yang banyak.

"Tidak heran apabila 70,59 persen remaja merasa bahwa belajar dari rumah yang mereka jalankan ternyata lebih melelahkan," tutur Ira dilansir Kumparan pada Selasa (7/4). "Kekurangnyamanan pada umumnya disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang melelahkan karena tugas yang banyak namun materi tidak disampaikan secara komprehensif."

Selain itu, para pelajar bisa merasa kurang nyaman dengan pembelajaran online karena mereka tidak dapat bertemu dengan teman-teman seperti biasa. "Remaja yang mengaku tetap nyaman adalah karena orang tua serta kakak adik mereka ada di rumah sehingga bisa berkumpul dan bercengkerama, serta membuat mereka merasa aman keluarganya akan terhindar dari Covid-19," jelas Ira.

Lebih lanjut, Ira membenarkan bahwa teknologi berbasis internet sudah bisa menghadirkan komunikasi yang mirip dengan dunia nyata. Namun, hasil survei ini menunjukkan bahwa komunikasi tatap muka memang adalah yang utama. "Konteksnya yang berbeda-beda. Misalnya ada yang menjawab kangen kantin dan nongkrong, jalan-jalan dengan teman-teman, mengerjakan tugas bareng teman-teman," pungkas Ira.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait