Internasional Mendadak 'Curigai' Bali Usai Jumlah Kasus Positif COVID-19 Cenderung Terkendali
Reuters/Johannes P. Christo
Nasional

Jumlah kasus positif COVID-19 di Bali cenderung terkendali bila dibandingkan dengan provinsi lain kendati daerah itu merupakan tujuan pariwisata. Media internasional pun ikut menyoroti keanehan ini.

WowKeren - Bali menjadi salah satu wilayah yang dikhawatirkan bakal menjadi pusat wabah virus Corona di Indonesia. Hal ini tentu tak lepas dari posisi Bali sebagai tujuan wisata baik oleh turis domestik maupun internasional.

Namun nyatanya jumlah pasien positif COVID-19 di sana justru cenderung terkendali. Hingga Kamis (16/4) hari ini, Bali mencatat 113 kasus positif COVID-19, dengan 2 orang meninggal dunia, sedangkan 32 lainnya dinyatakan sembuh.

"Keajaiban" ini ternyata turut menyita perhatian media internasional. Salah satunya Asia Times yang berbasis di Hong Kong.

Media itu mempertanyakan adanya kekebalan misterius yang dimiliki warga Bali hingga nyaris tidak tertular virus Corona. Padahal kunjungan wisatawan ke sana begitu tinggi, termasuk dari Tiongkok yang pernah menjadi pusat wabah.

Dalam tulisan yang dipublikasi pada Selasa (14/4), Asia Times menyoroti jumlah pasien positif COVID-19 yang begitu rendah bila dibandingkan dengan 4,2 juta penduduk Bali. Bahkan wabah tampaknya hanya berpusat di Jawa, ketika di Bali justru lebih banyak warga asing.


"Juga tidak ada cerita rumah sakit kebanjiran (pasien), peningkatan tajam dalam kremasi," tulis Asia Times, seperti dikutip dari Detik News. "Atau bukti anekdotal lainnya bahwa virus Corona merajalela di 4,2 juta populasi pulau mayoritas Hindu itu, di antaranya ribuan warga asing."

Asia Times mengutip cerita seorang blogger asal Bali, Rio Helmi yang heran mengapa Bali memiliki jumlah kasus Corona yang rendah. Sejauh ini korban meninggal akibat Corona di Bali adalah warga asing.

"Apa yang membuat situasi Bali begitu membingungkan adalah bahwa jumlah kedatangan wisatawan Tiongkok ke Bali sebenarnya meningkat sebesar 3 persen pada bulan Januari," ujar Asia Times. "Bulan yang sama dengan lockdown Wuhan."

"Bahkan, mereka masih tiba sampai 5 Februari," imbuhnya. "Ketika pihak berwenang akhirnya pindah untuk melarang siapa pun yang berada di Tiongkok dalam 14 hari sebelumnya."

Walau demikian Asia Times tak menampik ada pukulan keras terhadap industri pariwisata di Bali. Bahkan krisis yang dialami Bali ini tak jauh berbeda dengan dampak yang ditimnbulkan dari aksi terorisme pada 2002 lalu.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru