Pakar Tolak Keras Klaim RI Bakal Jadi Italia Kedua Dari Segi Korban Jiwa Corona, Kenapa?
Nasional

Baru-baru ini media internasional menyebut Indonesia berpeluang menjadi Italia kedua karena tingkat kematian akibat COVID-19 yang begitu tinggi. Namun sejumlah pakar memiliki pandangan berbeda.

WowKeren - Media internasional South Morning China Post baru-baru ini berspekulasi soal potensi Indonesia menjadi Italia ke-2 terkait wabah virus Corona. Klaim ini muncul karena angka korban jiwa COVID-19 di Indonesia begitu tinggi.

Sebagai informasi, Indonesia mencatat sebanyak 520 dari 5.923 pasien positif COVID-19 meninggal dunia. Dengan demikian presentase kematian akibat COVID-19 di Indonesia mencapai 8,7 persen, lebih tinggi dari rerata global yang berkisar di 6 persen.

Presentase kematian tinggi ini juga ditemui di Italia. Sebab dalam perkembangan terakhir di laman worldometers.info, sebanyak 22.170 dari 168.941 pasien positif COVID-19 meninggal dunia, atau presentasenya mencapai 13,1 persen.

Angka ini lah yang kemudian membuat banyak pakar memprediksi Indonesia bisa menjadi Italia ke-2 dari segi tingkat kematian akibat COVID-19. Apalagi perkembangan kasusnya pun serupa, berjalan konstan di awal-awal wabah, dan mendadak mengalami peningkatan tajam hingga akhirnya tak terkendali.

Pakar khawatir Indonesia akan bernasib seperti Italia, yakni tak bisa menahan pergerakan warga di daerah terdampak sehingga wabah dapat menyebar semakin luas. Apalagi belakangan pakar, tak hanya dari internasional tetapi juga Indonesia, memperkirakan jutaan masyarakat bisa positif terinfeksi virus Corona pada Mei 2020.


"Potensi itu bisa saja terjadi (Indonesia menjadi Italia kedua)," kata pakar biostatistika asal Universitas Indonesia, Iwan Ariawan, dilansir pada Jumat (17/4). "Kalau intervensi pemerintah dalam mengatasi wabah Corona tetap ringan (tanpa sanksi tegas)."

Persamaan lain antara Indonesia dan Italia adalah dari segi tenaga medis yang menjadi korban wabah. Diketahui hingga hari ini (17/4) sudah ada puluhan nyawa tenaga medis yang melayang karena terinfeksi virus Corona. Di Italia sendiri sekarang sudah ada 100 tenaga medis yang meninggal akibat COVID-19.

Namun pakar lain membantah anggapan ini. Muhammad Habib Abiyan Dzakwan, peneliti dari Centre for Strategic and International Studies' (CSIS), Muhammad Habib Abiyan Dzakwan, menyebut Indonesia tak mungkin jadi Italia kedua. Justru Indonesia berpeluang untuk melampaui krisis yang dialami Italia tersebut.

"Daripada menyebut Indonesia sebagai Italia kedua, sepertinya Indonesia lebih berpeluang mengalami krisis yang lebih besar," kata Habib. Pasalnya jumlah penduduk Indonesia sendiri jauh lebih besar daripada Italia, yang tentu akan berpengaruh pada jumlah pasien COVID-19.

Namun tentu saja potensi ini bisa diminimalisir apabila semua pihak bekerja sama untuk mengendalikan wabah. Salah satunya dengan menuruti anjuran pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan aktif melakukan aktivitas dari rumah alih-alih berkumpul di tempat ramai.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru