Klaster COVID-19 Baru Bermunculan di Surabaya, Salah Satunya Komunitas Gereja
Nasional

Klaster baru penyebaran virus corona muncul di Surabaya, salah satunya Komunitas Gereja yang saat ini tengah dipantau petugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur.

WowKeren - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur mengungkapkan adanya dua klaster penularan virus corona baru. Klaster tersebut adalah pasar di Bojonegoro dan Komunitas Gereja di Surabaya.

"Benar, ada dua klaster baru di Surabaya, yakni klaster Pasar Bojonegoro dan komunitas gereja," kata Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas COVID-19 Jatim, Kohar Hari Santoso, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (8/5).

Klaster Komunitas Gereja tersebut saat ini tengah dipantau oleh tim tracing. Kohar mengatakan Klaster Komunitas Gereja di Surabaya bermula ketika ada satu anggota jemaat yang bertempat tinggal di asrama gereja dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

Di dalam asrama tersebut, diketahui ada 64 orang lain yang juga tinggal. Mereka pun telah menjalani rapid test. Namun Kohar belum bisa menyampaikan hasilnya. "Klaster komunitas sudah lakukan rapid test, nanti kita akan cek berapa yang reaktif, yang jelas sudah kami lakukan isolasi supaya enggak ke mana-mana, jumlahnya 64," ujarnya.


Sementara itu, untuk klaster Pasar Bojonegoro bermula dari seorang pedagang sayur keliling (pedagang rengkek) yang sakit. Pedagang tersebut meninggal dunia sebelum hasil test swab PCR-nya keluar.

Setelah hasil tes PCR keluar akhirnya diketahui pedagang sayur keliling tersebut menunjukkan positif COVID-19. "Di Bojonegoro itu ada pedagang rengkek, kalau Surabaya itu lijo," ungkap Kohar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Jumat (8/5). "Dan dilakukan swab, swab-nya keluar belakangan (positif), tapi beliaunya meninggal."

Menanggapi permasalahan ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta agar dilakukan penutupan terhadap pasar yang menjadi klaster baru di Bojonegoro. Penutupan perlu dilakukan selama 7 har sambil menunggu hasil swab para pedagang keluar.

"Pasar akan ditutup selama 7 hari, sampai selesai swab. Lalu, memberikan proteksi terhadap siapa saja yang ada di lingkaran pasar," ujar Khofifah. "Sebab yang bisa di-rapid test kan penjualnya, pembelinya, pelanggan, ini kan harus dilakukan tracing."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru