Jubir Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto Terima Penghargaan, Netizen Sebut Tak Pantas
Nasional

Dinobatkannya Achmad Yurianto sebagai Person of The Year 2020 oleh Iconomics Research and Consulting memicu beragam komentar netizen di Twitter. Mereka berbondong-bondong mengutarakan protesnya.

WowKeren - Juru Bicara Pemerintah RI untuk penanganan (COVID-19), Achmad Yurianto mendapat penghargaan sebagai Person of The Year dalam Indonesia Corporate Branding PR Award 2020 yang diselenggarakan oleh Iconomics Research and Consulting. Ucapan selamat salah satunya disampaikan di akun Twitter Kementerian Kesehatan RI.

"Dirjen P2P sekaligus jubir penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menerima penghargaan sebagai PR of The Year 2020 dari Iconomics Research & Consulting. Penghargaan ini sebagai apresiasi atas kerja keras PR di perusahaan/lembaga yang dipimpinnya," tulis akun Twitter Kemenkes RI, dikutip Jumat (15/5).

Jubir Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto Terima Penghargaan, Netizen Sebut Tak Pantas

Sumber: Twitter

Sebelumnya, berdasarkan hasil riset lembaga Indonesia Indicator (I2) menunjukkan, Yurianto meraih top influencer dalam jajaran figur isu Corona. Sementara itu, peringkat Menkes Agus Terawan Putranto terjun ke posisi 14.

Direktur Komunikasi I2, Rustika Herlambang, kala itu mengatakan hal ini merupakan satu hal positif. Sebab, media dan masyarakat punya satu arahan (pembentuk wacana) di publik terkait perkembangan isu COVID-19 di Indonesia.

Meski demikian, dalam menjalankan tugasnya, Yurianto tak luput dari kritik dan kesalahan. Ia pernah silap dalam menyampaikan informasi soal data spesimen.


Melansir dari Kumparan, dalam konferensi pers di BNPB, Selasa (21/4), Yurianto sempat menyebut spesimen yang diperiksa sebanyak 503.701 spesimen. Jauh melonjak dari hari sebelumnya, 47.478 spesimen.

Data ini jugalah yang disampaikan oleh BNPB melalui grup-grup wartawan. Namun, ketika dikonfirmasi, Yurianto mengklarifikasi adanya salah data itu. "Sorry, 50.370," tulis Yurianto.

Ia juga pernah selip lidah saat menyebutkan pihak-pihak yang bekerja sama dalam penanganan Corona. Yurianto menyebut aplikasi Buka Lapak dengan Buka Lawak. Namun di saat yang sama ia langsung mengkoreksinya.

Achmad Yurianto sendiri adalah dokter lulusan Universitas Airlangga, Surabaya (Unair). Dia kemudian berkarier sebagai dokter militer. Jabatan Dirjen P2P diembannya sejak bulan Maret 2020.

Mengetahui Achmad Yurianto mendapat penghargaan tersebut, sejumlah netizen di Twitter pun mengutarakan protesnya. Sebagian besar dari mereka menyebut para tenaga medislah yang lebih pantas mendapat penghargaan tersebut.

"I'm sorry but i have to say you don't deserve it sir," tulis akun @Gren***. "Harusnya penghargaan terbesar dikasih buat dokter dan tenaga kesehatan garda terdepan. Ini blm selesai loh," sahut @wil***. "Gimmickk terussss," imbuh netter lain.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait