Kembali Jadi 'Juara', Penambahan Kasus Corona di Jatim 3 Kali Lipat DKI Jakarta
Nasional

Jatim mencatatkan lonjakan besar kasus harian COVID-19. Yakni nyaris mencapai 3 kali lipat yang dilaporkan DKI dan hampir setengah dari pasien positif harian nasional.

WowKeren - Pemerintah mencatat ada tambahan 479 kasus positif Corona dalam rentang 24 jam terakhir, dihitung sejak Minggu (24/5) hingga Senin (25/5) pukul 12.00 WIB. Dengan demikian total ada 22.750 orang yang dikonfirmasi positif COVID-19.

Puluhan ribu kasus itu pun sudah tersebar merata ke seluruh wilayah Indonesia. Namun dalam sehari kemarin ada 16 provinsi yang tidak melaporkan tambahan kasus, seperti Aceh, DI Yogyakarta, Banten, dan Papua Barat.

Namun perhatian publik tampaknya lebih terarah pada provinsi yang melaporkan tambahan kasus. Sebab bukan lagi DKI Jakarta yang "menjuarai", justru Jawa Timur lah yang mengonfirmasi tambahan kasus terbanyak.

Dikutip dari Detik Health, Jatim mencatatkan 223 kasus dalam rentang 24 jam terakhir. Angka ini nyaris 3 kali lipat lebih besar daripada jumlah kasus harian yang dikonfirmasi Sumatera Selatan (76 kasus) dan DKI Jakarta (75 kasus).


Padahal, bila dibandingkan dengan sehari sebelumnya, Jatim masih berada di posisi kedua dengan tambahan 68 kasus. Pada Minggu kemarin Ibu Kota masih menjadi provinsi dengan tambahan kasus terbanyak yakni mencapai 119 pasien positif.

Di sisi lain, Jatim pun terus melakukan berbagai upaya demi menekan angka penularan wabah virus Corona. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan menyelenggarakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sejauh ini sudah dilakukan di Surabaya Raya dan Malang Raya.

Sedianya PSBB Malang Raya akan berlangsung hingga Juni 2020 mendatang. Namun PSBB Surabaya Raya, yang meliputi 3 wilayah, akan berakhir hari ini. Namun rupanya sampai sekarang justru belum ada tanda-tanda terkait perpanjangan PSBB tersebut, seperti diungkap oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Heru Tjahjono.

Heru mengungkap pihaknya masih mengevaluasi PSBB di tiga daerah tersebut. Selain itu pemerintah juga melakukan inventarisasi kesiapan rumah sakit dan tenaga kesehatan demi mengantisipasi lonjakan pertumbuhan kasus baru.

"Belum, belum ada," tutur Heru, seperti dilansir dari pernyataan resminya kepada Radio Suara Surabaya, Senin (25/5). "Kami masih menginventarisasi hal-hal terkait pelaksanaan PSBB ini agar komprehensif dan dapat informasi secara riil. Termasuk mengecek ke rumah sakit rumah sakit rujukan jika ada lonjakan pasien yang harus ditampung."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait