Keluhkan Sulit Mengaji Online, Pesantren di Jatim Bakal Dibuka Lagi
Nasional

Sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur tengah bersiap untuk dibuka kembali. Hal ini menyusul banyaknya keluhan para santri yang tidak bisa mengikuti pelajaran dan ikut mengaji secara online.

WowKeren - Sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur kini tengah bersiap untuk kembali aktif melakukan kegiatan pendidikan. Hal ini didasari munculnya beragam kendala yang dialami oleh para santri saat belajar di rumah secara online.

Diketahui, sudah hampir tiga bulan pesantren meliburkan dan memulangkan ribuan santri akibat pandemi virus corona (COVID-19). Namun, mereka mengaku butuh perhatian pemerintah.

Seperti yang disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif, Jombang, Jatim, KH Abdussalam Shohib. Ia mengaku sudah dua bulan lebih lamanya sekira dua ribuan santrinya dipulangkan dan kegiatan belajar serta mengaji dilakukan secara daring.

"Jadi waktu pertama ditetapkan (darurat corona) sekitar bulan Maret pertengahan kita dari pesantren langsung mengambil sikap cepat dengan memulangkan semua santri," kata pria yang akrab dipanggil Gus Salam dilansir CNNIndonesia, Sabtu (30/5).

Namun nyatanya kondisi pembelajaran yang dilakukan secara daring itu tak bisa berjalan efektif. Sebab tak semua santri bisa mengaksesnya. Hak itu lantaran akses internet dan kemampuan ekonomi wali santri juga berbeda-beda di tiap daerah.

"Tapi kendalanya sinyal," ungkapnya. "Santri juga banyak yang tidak memiliki perangkat teknologi yang bisa untuk mengakses ngaji secara online, karena memang kemampuannya berbeda-beda, kami memahami itu."


Karena tak bisa lagi menunda lebih lama, akhirnya mereka berencana memanggil para santrinya untuk kembali ke pesantren. Namun bersamaan dengan itu pengurus pun tengah menggodok protokol baru atau New Normal, agar keselamatan para santri juga terjamin.

Karena itu, pihaknya meminta erhatian dan bantuan dari pemerintah. Agar skema new normal di pasentren ini bisa berjalan. Apalagi anggaran pemerintah juga cukup besar dalam menanggulangi COVID-19.

"Kami berusaha komunikasi dengan pemerintah, kalau pemerintah ini menganggarkan New Normal untuk sektor ekonomi, maka kita berharap sektor pendidikan itu juga ada anggarannya, salah satunya adalah pondok pesantren," katanya.

Bantuan yang diharapkan antara lain pelaksanaan rapid test, swab test, peningkatan fasilitas kesehatan, termasuk fasilitas cuci tangan dan ketersediaan pasokan masker di pesantren-pesantren. Selain itu, ia juga berharap agar pemerintah bisa memberikan bantuan untuk pembangunan fasilitas tempat tinggal santri.

Sebab pendidikan pesantren selama ini identik dengan kehidupan berkelompok dan berkerumun. Para santri biasanya tidur di dalam sebuah kamar, berjejal 15-10 orang secara bersamaan, risiko penularan pun cukup besar bila dibiarkan.

"Ya mungkin rapid test, kemudian masa isolasi, peningkatan fasilitas kesehatan. Kalau di pesantren itu kan biasanya 1 kamar 15-20 anak," paparnya. "Ya mungkin dengan situasi seperti ini kan nggak boleh. Pesantren bagian dari pendidikan yang selama ini sudah bergerak cepat maka tentu tidak salah apabila didukung New Normal ini, ada perhatiannya ke pesantren."

Sementara itu, pemerintah sendiri telah berencana untuk membuka kembali sejumlah pesantren. Namun, PP Muhammadiyah mengingatkan agar rencana tersebut tidak dilakukan secara tergesa-gesa mengingat pandemi corona masih belum usai.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru