Klaster Corona Melonjak, Walkot Semarang Minta New Normal Dilupakan Saja
Nasional

Klaster virus corona (COVID-19) terus melonjak, Wali Kota (Walkot) Semarang meminta masyarakat untuk melupakan kebijakan new normal di tengah pandemi ini.

WowKeren - Penyebaran virus corona (COVID-19) di Kota Semarang dilaporkan semakin meningkat. Bahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang juga telah membeberkan sejumlah klaster COVID-19 baru di wilayahnya.

Klaster virus corona di Semarang telah ditemukan di sejumlah pasar. Selain pasar, penyebaran virus corona juga terjadi di rusunawa dan perbankan. Bertambahnya klaster ini disebabkan lantaran aktivitas masyarakat di luar rumah meningkat sejak Lebaran.

Wali Kota (Walkot) Semarang Hendrar Prihadi menyampaikan secara langsung jika klaster COVID-19 ditemukan di Pasar Prembaen, Pasar Jati-Banyumanik, dan Pasar Karimata atau Pasar Burung. Kini, ia mengatakan Gugus Tugas COVID-19 Semarang masih terus bekerja melakukan tracing.

”Tidak hanya di Pasar Kobong, kita menemukan klaster baru di Pasar Prembaen, Pasar Jati-Banyumanik, dan Pasar Karimata atau Pasar Burung sudah terdapat pedagangnya yang positif,” kata Hendrar Prihadi di Semarang seperti dilansir dari Kompas, Selasa (2/6). “Sedang kita tracing keluarganya dan pedagang lainnya.”


Selanjutnya, klaster corona ditemukan di Rusunawa Kaligawe dan perbankan. Banyaknya klaster COVID-19 di Semarang membuat Hendi secara tegas tidak ingin menerapkan kebijakan new normal. Bahkan ia meminta masyarakat untuk melupakan tatanan hidup normal baru untuk saat ini.

”Kalau new normal secara keseluruhan, sudah lupakan sajalah,” tegas Hendi. “Karena kita hitung Ro (angka reproduksi virus) kita sampai 30 Mei adalah 1,47.”

”Padahal, untuk menjalankan new normal seharusnya sebuah wilayah Ro di bawah 1,” sambungnya. “Kalau kita kejar 132 orang sembuh menjadi 50 orang dalam lima hari, saya rasa ini sangat berat.”

Meski belum mau menerapkan new normal secara menyeluruh, Hendi mengaku masih mempertimbangkan untuk menjajal new normal di sejumlah sektor penting seperti rumah ibadah. Sedangkan untuk sektor pendidikan, Hendi mengatakan masih belum mendiskusikannya.

”Sektor yang sangat mendesak ya kita rapatkan hari ini, yaitu sektor tempat ibadah dan tempat olahraga,” papar Hendi. “Nanti kalau mendekati jadwal masuk sekolah, baru akan kita didiskusikan apakah mampu atau tidak mampu.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait