Pakar Sebut Pandemi COVID-19 di Indonesia Bisa Berpuncak-Puncak Gara-Gara Ini
Getty Images/Adek Berry
Nasional

Adapun dalam sepekan terakhir ini, tambahan kasus COVID-19 harian di atas 1.000 telah terjadi beberapa kali. Kasus COVID-19 harian di Indonesia pertama kali menembus angka 1.000 pada 9 Juni 2020 lalu.

WowKeren - Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono, menyebut bahwa pandemi corona di Indonesia bisa berpuncak-puncak. Hal tersebut dipicu oleh pemerintah yang dinilai tak serius dalam menangani COVID-19.

"Bisa berpuncak-puncak, kayak mata gergaji, sudah sampai di atas naik lagi turun lagi, kita tidak tahu polanya seperti apa," ungkap Pandu dilansir CNN Indonesia pada Senin (22/6). "Puncak kasus bisa naik-turun beberapa kali."

Lebih lanjut, Pandu menyebut bahwa grafik kasus corona akan naik turun lantaran pelacakan dan testing virus corona di sejumlah daerah tidak dilakukan dengan serius. Menurutnya, sebuah daerah akan mencatatkan tambahan kasus yang tinggi kala gencar melakukan testing corona.

Namun, sejumlah daerah justru tidak lagi melakukan testing agar bisa dikategorikan sebagai zona hijau corona. Apabila daerah tersebut kembali melakukan testing, maka angka kasus COVID-19 dapat melonjak pesat.

"Sehingga seakan-akan sudah turun, tapi bisa naik lagi di beberapa daerah yang baru testing," jelas Pandu. "Kita enggak serius menanganinya (di daerah), harusnya konsisten terus dilakukan pelacakan meski zonanya hijau."


Adapun dalam sepekan terakhir ini, tambahan kasus COVID-19 harian di atas 1.000 telah terjadi beberapa kali. Kasus COVID-19 harian di Indonesia pertama kali menembus angka 1.000 pada 9 Juni 2020 lalu. Kala itu, pemerintah mencatat 1.043 kasus positif dalam sehari.

Hingga Minggu (21/6) kemarin, Indonesia telah mencatat total kasus positif COVID-19 sebanyak 45.891. Melihat angka ini, Pandu pun meminta agar pemerintah serius dan konsisten dalam melakukan testing dan pelacakan di daerah.

Dengan demikian, tidak terjadi penumpukan kasus di satu daerah saja, seperti di Jawa Timur yang belakangan ini mengalami peningkatan kasus yang signifikan. "Menangani wabah itu seharusnya seperti itu, testing-nya harus kuat di setiap daerah," tegas Pandu.

Selain itu, setiap pembukaan satu sektor harus diiringi dengan penambahan kapasitas testing. Pasalnya, Pandu menilai tidak ada jaminan penyebaran kasus akan melandai kala new normal diterapkan dan aktivitas kembali seperti semula.

"Penularan pasti terus ada karena ini pandemi. Yang harus dilakukan adalah pengawasan, testing dan tracing masif di setiap daerah, meski zona hijau," pungkas Pandu. "Ketika dibuka satu sektor berarti kapasitas testing harus ditingkatkan, dibuka lagi sektor lain, testing naik jadi 3 kali lipat, begitu seterusnya."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru