Survei Bongkar Fakta Mengejutkan Jumlah Pekerja RI Yang Alami Penurunan Pendapatan Imbas Corona
Nasional

Badan Pusat Statistik (BPS) telah membongkar fakta mengejutkan terkait pekerja di Indonesia yang mengalami penurunan pendapatan secara signifikan imbas pandemi virus corona.

WowKeren - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja melakukan survei terhadap masyarakat di tengah pandemi virus corona (COVID-19). Survei ini meneliti tentang dampak pandemi bagi pendapatan pekerja di Indonesia.

Hasil survei menunjukkan penurunan pendapatan ini menimpa seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, baik dari golongan bawah hingga atas. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan masyarakat golongan bawah diketahui mengalami penurunan pendapatan yang paling parah.

Masyarakat kategori ini adalah pekerja yang memiliki pendapatan di kisaran Rp1,8 juta per bulan. Tercatat jika 7 dari 10 orang atau sekitar 70,53 persen pekerja dengan pendapatan rendah mengalami penurunan penghasilan. Sedangkan golongan menengah atas hanya mencatat 3 dari 10 orang atau sekitar 30,34 persen mengalami penurunan pendapatan.

”7 dari 10 orang atau 70,53 persen berpendapatan rendah menurun pendapatannya,” jelas Suhariyanto saat melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (22/6). “Sementara menengah ke atas, 3 dari 10 orang atau 30,34 persen mengalami penurunan pendapatan. Artinya, dampak COVID-19 ke pendapatan lebih rendah lebih dalam ke masyarakat berpendapatan rendah.”


Lebih lanjut, Suhariyanto menjelaskan jika pandemi COVID-19 telah membawa perubahan yang besar terhadap perilaku masyarakat. Diantaranya dari sisi mobilitas penduduk, pendapatan hingga perubahan pola konsumsi.

Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 yang sudah dipastikan akan mengalami kontraksi. Kendati demikian, Suhariyanto tidak menyebut berapa besaran kontraksi ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 tersebut.

”Jadi ada sektor-sektor yang mengalami kemunduran tapi ada yang mengalami gain,” kata Suhariyanto. “Pertumbuhan ekonomi dengan melihat indikator yang ada sampai dengan Mei 2020, bisa dipastikan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 akan mengalami kontraksi.”

”Prediksi ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi 3,1 persen,” sambungnya. “Dan kalau kita lihat dari trading economic itu minus 4,8 persen bahkan ada prediksi sampai minus 7 persen.”

Saat ini, sejumlah wilayah di Indonesia telah menerapkan new normal demi menyelamatkan perekonomian rakyat. Keputusan ini membuat sejumlah tempat usaha dapat beroperasi kembali di tengah pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru