IDAI Klaim Anak Meninggal Akibat Corona Di RI Tertinggi Se-Asia, Begini Datanya
Getty Images
Nasional

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengklaim jika kasus anak meninggal akibat virus corona di Indonesia telah menjadi yang tertinggi se-Asia, bahkan dunia. Berikut datanya.

WowKeren - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengumpulkan data anak yang meninggal akibat virus corona (COVID-19) di Indonesia. Hasilnya, IDAI mengklaim jika kasus kematian anak karena terinfeksi virus corona di Indonesia menjadi yang tertinggi se-Asia, bahkan di dunia.

Data tersebut telah dikumpulkan IDAI sejak Maret lalu, dimana bulan tersebut adalah saat virus corona merebak di Tanah Air. Data yang dikumpulkan IDAI ini rupanya mengalami sedikit perbedaan dari milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Tercatat, anak 200 anak yang dikonfirmasi terinfeksi COVID-19 maupun pasien dalam pemantauan (PDP).

”Nah ini data kita sebetulnya sejak Maret kami kumpulkan. Data ini sebetulnya lebih sedikit dari data yang ada di Kemenkes ataupun di Gugus Tugas,” kata Ketua PP IDAI, Aman Pulungan dalam rapat di Komisi X DPR, Kamis (25/6). “Ini data yang dikumpulkan dari teman-teman kita yang merawat.”

”Jadi kalau kita lihat, yang meninggal, baik yang PDP maupun yang konfirmasi meninggal ini 200-an,” sambungnya. “Makanya kita bisa mengatakan untuk saat ini, yang meninggal untuk anak ini, kita paling banyak di Asia bahkan mungkin di dunia saat ini, untuk dalam masa pandemi yang terkait dengan COVID, direct atau indirect.”

Aman menjelaskan mengapa kasus kematian anak karena virus corona di Indonesia sangatlah tinggi. Menurutnya, banyak masyarakat yang menyepelekan dan tidak menyadari jika anak-anak bisa meninggal saat terinfeksi COVID-19.


Dari data yang dikumpulkan, IDAI mengungkap kasus anak meninggal akibat virus corona paling banyak menimpa anak berusia di bawah 1 tahun. Selain itu, anak di bawah usia 5 tahun juga mencatatkan kasus kematian yang tinggi.

”Datanya ini juga cukup menyedihkan. Yang paling banyak meninggal lagi di bawah 1 tahun dan di bawah 5 tahun,” jelas Aman. “Jadi mereka ini yang tidak sempat ulang tahun pertama atau ulang tahun yang kelima.”

Aman mengungkapkan jika masalah stunting dan malnutrisi yang banyak terjadi pada anak di Indonesia cukup mempengaruhi daya tahan tubuh. Kondisi tersebut membuat anak yang terinfeksi virus corona benar-benar dalam bahaya jika tidak segera ditangani.

”Stunting dan malnutrisi, kita tahu bahwa prevalensi kita memang menurun sampai 30 persen, tapi yang kurang gizi sekitar 18-19 persen,” papar Aman. “Jadi kombinasi kedua ini ketika kelompok anak ini terinfeksi COVID-19, tentulah daya tahan tubuh mereka kurang baik. Dan lebih parah, dan kalau terlambat tentu akan meninggal.”

”Kami dapat laporan dari teman-teman di seluruh cabang IDAI, kita tidak dapat kesempatan lama merawat anak-anak ini, ada yang tidak sampai 24 jam, tidak sampai 48 jam, tidak sampai 72 jam,” sambungnya. “Jadi ada keterlambatan untuk mereka dirujuk.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait