Viral Pengakuan OTG Corona Habiskan 7,1 Juta Untuk Tes, Sudah Tak Dibayari Pemerintah?
Nasional

Seorang warganet membagikan pengalaman pasien COVID-19 tanpa gejala (OTG) yang menghabiskan sampai Rp 7,1 juta demi pemeriksaan. Padahal pemerintah seharusnya membayar biaya pengobatan pasien.

WowKeren - Baru-baru ini dunia maya dibuat ramai dengan pengakuan seorang pasien tanpa gejala (OTG) COVID-19 yang diminta membayar sendiri semua keperluan tesnya. Tak main-main, warganet ini sampai harus membayar senilai Rp 7,1 juta yang menurutnya jelas bukan nominal sedikit.

"Tes swab Rp1,8 juta. Jika positif dan OTG, bayar sendiri. Tes darah Rp1,2 juta + paru Rp1,5 juta utk tentukan dirawat atau tidak. Jika tdk, maka tebus obat Rp800 ribu," ujar akun @sh***nn yang juga dikenal aktif sebagai pejuang hak buruh AICE ini. "Setelah 5 hari, balik buat Swab Rp1,8 juta. Total Rp6,1 juta. Lebih takut biaya daripada korona kalau begini. Ralat, salah hitung, total Rp7,1 juta, bukan Rp6,1 juta."

Kisah yang dituangkan dalam utas ini disebutkan bukan dari dirinya sendiri. Ia menceritakan ulang pengakuan seorang pasien positif COVID-19 tanpa gejala yang harus menghabiskan sampai Rp 7,1 juta demi memeriksakan diri.

Dalam utas yang dibuatnya, sang pasien mengaku menjalani swab test atas inisiatif pribadi. Namun setelah dinyatakan positif tanpa gejala, ia tak bisa mengklaim bantuan BPJS Kesehatan karena alasan OTG positif.


"Ini bayar Rp3 juta 50 ribu dng tes darah. Karena ada keperluan sendiri ya. Bukan pelacakan. Lalu, hasilnya: positif," jelasnya. "Setelah positif, diminta tes darah dan cek paru. Karena OTG, diminta bayar sendiri biaya penanganan, lalu isi surat pernyataan. Kami jelaskan sdh ada tes darah dan thorax, jadi ga perlu lagi. Kondisinya ok utk isolasi mandiri, lalu pulang. Obat ditebus sendiri Rp844.377."

"Saya yg berkontak dengan pasien, langsung pulang, gak ambil swab kalau harus bayar sendiri. Saya gak ada gejala. Saat itu, langsung kebayang biaya-biayanya. Makanya saya bilang lebih takut biaya daripada koronanya," pungkasnya. "Saya jaga jarak saja dng semua orang dan isolasi mandiri."

Lantas apakah memang biaya pengobatan pasien COVID-19 sudah tak lagi ditanggung oleh pemerintah? Padahal bila merujuk pada rilis pers resmi di situs Kementerian Keuangan (Kemenkeu), semua biaya pasien COVID-19 ditanggung oleh pemerintah.

"Biaya yang ditanggung mencakup administrasi pelayanan, akomodasi ruang rawat inap, jasa dokter, pelayanan rawat jalan dan rawat inap, pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium), obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, alat pelindung diri (APD), ambulans rujukan hingga pemulasaran jenazah apabila pasien meninggal dunia," jelas Kemenkeu dalam situsnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait