Kemendikbud Khawatirkan Lonjakan Anak Putus Sekolah di Tengah Pandemi COVID-19
Nasional

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai mengkhawatirkan kenaikan jumlah siswa putus sekolah atau menurunnya angka partisipasi kasar (APK) di tengah pandemi corona (COVID-19).

WowKeren - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai mewaspadai kenaikan jumlah siswa putus sekolah atau penurunan angka partisipasi kasar (APK) di tengah pandemi virus corona (COVID-19). APK sendiri merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah.

Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Jumeri menjelaskan kekhawatiran itu datang dari dampak pandemi terhadap sepinya peminat di pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK).

"Saat ini yang terjadi karena PAUD masuknya ditunda, belum masuk seperti anak-anak yang lebih gede dan seterusnya," ujar Jumeri dalam konferensi videonya, Jumat (4/9). "Pasti banyak orang tua belum daftar PAUD, pasti itu."

Oleh karena itu, pihaknya mulai mengantisipasi dampak dari fenomena tersebut terhadap APK secara nasional. Namun, ia menjelaskan hal tersebut baru bisa dipastikan melalui Data Pokok Pendidikan (Dapodik) tahun ajaran 2020/2021.

Lebih lanjut, ia mengatakan jika masih banyak sekolah yang belum memasukkan data digital siswa ke Dapodik untuk tahun ajaran ini. Sehingga, saat ini persentase APK belum bisa dihitung secara keseluruhan.


"Nanti dari Dapodik kita bisa lihat realnya kenyataannya dari basis data," ungkapnya. "Nanti kita pasti akan ambil langkah untuk dipastikan APK tidak turun, buta aksara tidak naik lagi."

Berdasarkan data tersebut, Kemendikbud bakal memetakan strategi yang tepat untuk mengejar ketertinggalan pendidikan setelah pandemi berakhir dan memasuki masa normal.

Sementara itu, Himpunan Tenaga Pendidik Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) mendapati adanya penurunan drastis terhadap jumlah penerimaan peserta didik PAUD di tengah pandemi. Itu lebih banyak terjadi karena PAUD belum bisa melakukan pembelajaran tatap muka di sejumlah wilayah terkait penekanan penularan corona.

Di satu sisi, pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang menjadi solusi sementara kegiatan belajar mengajar saat ini pun umumnya lebih sulit dilakukan anak usia dini. Alhasil, banyak orang tua mengurungkan niatnya menyekolahkan anak ke PAUD.

"Informasi di daerah itu mengatakan (penerimaan siswa baru di PAUD) sangat berkurang. Bahkan yang sudah jadi murid saja tidak lanjut, bahkan minta izin cuti," katanya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru