Klaster Bawaslu Buat Boyolali 'Panen' Kasus Corona, Tanda Gelaran Pilkada Tak Aman?
Getty Images
Nasional

Klaster penyebaran virus corona di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) membuat Boyolali ‘panen’ kasus COVID-19. Jadi tanda jika gelaran Pilkada di tengah pandemi tak aman?

WowKeren - Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Boyolali telah menjadi klaster penyebaran virus corona. Dampaknya, Kabupaten Boyolali mencatat lonjakan kasus COVID-19.

Saat ini, Kabupaten Boyolali telah melaporkan total 532 kasus virus corona hingga Sabtu (5/9). Berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kabupaten Boyolali, sebanyak 136 kasus baru dilaporkan terjadi hanya dalam waktu 5 hari mulai 1 September hingga 5 September 2020.

Adapun rinciannya adalah sebanyak 1 kasus pada Selasa (1/9), 3 kasus pada Rabu (2/9), 62 kasus pada Kamis (3/9), 68 kasus pada Jumat (4/9), dan 2 kasus pada Sabtu (5/9). Klaster Bawaslu menjadi penyumbang kasus COVID-19 terbanyak di Boyolali.

”Penambahan yang cukup besar ini terjadi kemarin (Jumat). Ini tersebar hampir seluruh kecamatan di Boyolali,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina seperti dilansir dari Kompas, Sabtu (5/9). “Bahkan termasuk satu kecamatan yang dulunya berbulan-bulan masih zona hijau, yaitu Selo sekarang sudah menjadi zona merah.”

Ratri menjelaskan klaster Bawaslu telah melaporkan sebanyak 36 anggotanya positif virus corona. Para anggota Bawaslu yang terpapar COVID-19 kebanyakan tidak mengalami gejala atau orang tanpa gejala (OTG) virus corona.


Situasi penularan virus corona di lingkungan Bawaslu ini tentunya menimbulkan kekhawatiran mengenai gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak pada Desember 2020 mendatang. Pasalnya, Pilkada 2020 memang dipastikan akan digelar di tengah situasi pandemi virus corona.

Menjawab hal tersebut, Ratri menegaskan jika Pilkada 2020 akan tetap aman. Ia menjelaskan para petugas lapangan Bawaslu nantinya akan dipastikan kondisi kesehatannya sebelum terjun untuk mengawasi tahapan-tahapan berjalannya Pilkada 2020.

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menjalani pemeriksaan swab test COVID-19. “Sehingga dilakukan screening dan terdeteksi tanggal 4 September itu ada 36 orang yang positif COVID-19,” papar Ratri.

Ratri turut menjelaskan mengenai penyebab meningkatnya kasus virus corona di Boyolali dalam waktu yang singkat. Hal ini terjadi karena pihaknya terus melakukan pemeriksaan tes corona massal secara masif.

”Kita mendapat target dari WHO itu setiap 1.000 penduduk harus ada satu dilakukan pemeriksaan screening setiap minggu,” kata Ratri. “Sehingga di Boyolali jumlah penduduknya mendekati 1 juta ini ditargetkan untuk memeriksa sejumlah hampir 1.000 kasus per minggu.

”Di Boyolali baru 53 persennya dari target. Jadi kita masih di angka 500 - 600 sampel yang kita lakukan pemeriksaan,” sambungnya. “Dari pemeriksaan itu banyak yang ditemukan positif.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait