Pilkada 2020, Polri Bongkar Dua Daerah Ini Paling Rawan Konflik
AFP
Nasional

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membongkar dua daerah ini menjadi lokasi yang paling rawan mengalami konflik dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020. Mana saja?

WowKeren - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bersiap mengawasi gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 di Indonesia. Polri kemudian melakukan pemetaan mengenai daerah mana saja di Indonesia yang masuk dalam kategori rawan konflik dalam Pilkada tahun ini.

Hasilnya, Kota Medan di Sumatera Utara dan Batam di Kepulauan Riau menjadi wilayah yang masuk kategori rawan konflik. Pemetaan ini mengacu pada indeks potensi kerawanan (IPK).

Dilansir dari CNNIndonesia, data tersebut menyebutkan ada Kota Medan dan Batam yang menjadi wilayah paling rawan dalam penyelenggaraan Pilkada Serentak Desember mendatang. Sedangkan daerah lainnya diungkapkan Polri masuk dalam kategori rawan dan kurang rawan.

Adapun wilayah lain yang masuk dalam kategori rawan tingkat Kota adalah Binjai, Ternate, Palu, Pematangsiantar, Makassar, Samarinda, Kepulauan Tidore, Sungai Penuh, Tangerang Selatan, dan Balikpapan. Sedangkan di tingkat kabupaten adalah Mamuju, Tapanuli Selatan, Nabire, Manokwari, Dompu, Pegunungan Bintang, Supiori, dan Nias Selatan.


Sementara itu, Polri juga merilis wilayah di tingkat provinsi yang masuk dalam kategori rawan dan kurang rawan. Provinsi yang masuk dalam kategori rawan adalah Provinsi Jambi, Bengkulu, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Utara.

Kemudian provinsi yang masuk kurang rawan adalah Provinsi Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kepulaun Riau dan Sulawesi Utara. “Ini (pemetaan Polri) masih dinamis. Oktober masih pasti ada perubahan,” ujar Asisten Kapolri Bidang Operasi Inspektur Jenderal Imam Sugianto seperti dilansir dari CNNIndonesia, Rabu (16/9).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono menjelaskan jika pemetaan ini menggunakan sejumlah instrumen pengukuran untuk mendeteksi kerawanan wilayah dalam Pilkada. Selain itu, pemetaan tersebut juga dipastikan telah melewati proses perhitungan secara teliti dari berbagai sumber.

Dalam melakukan pemetaan, Polri mengandalkan lima dimensi, 17 variabel dan 118 indikator. Potensi kerawanan itu juga kerap bergantung pada dari karakter di setiap daerah yang selalu berbeda-beda.

Tujuan dilakukan pemetaan ini adalah demi menjaga keamanan masyarakat dalam penyelenggaraan Pilkada Serentak. Terlebih, pengukuran ini mampu membuat Polri melakukan deteksi dini terhadap permasalahan dalam Pilkada.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait