Ortu yang Pukul Anak Hingga Tewas Gara-Gara Belajar Online Ngaku Tak Sadari Perbuatannya
Nasional

Sebelum meninggal, korban dicubit dan dipukul lebih dari lima kali oleh sang ibu dengan menggunakan gagang sapu. Ibu korban, LH, mengaku kesal karena anaknya tersebut susah diajari saat belajar online.

WowKeren - Seorang bocah berusia 8 tahun tewas usai dipukul oleh orangtuanya sendiri dan dikubur diam-diam di TPU Desa Cipalabuh, Kabupaten Lebak, Banten. Ibu korban, LH, mengaku kesal karena anaknya tersebut susah diajari saat belajar online.

Setelah tertangkap dan diperiksa polisi, LH juga mengaku menyesal dan sempat tak menyadari perbuatan yang telah menewaskan putrinya tersebut. "Dia (korban) sempat nulis (surat), 'Maafin sudah bikin mama, papa, marah terus. (Janji) enggak bakal ngelakuin itu lagi'. (Saya) nyesal banget, Pak, lebih baik saya mati, Pak. Saya enggak sadar Pak, demi Allah, saya enggak sadar," tutur LH kepada polisi, dilansir Kumparan pada Kamis (17/9).

Ayah korban, IS, mengaku sempat memberikan susu kepada anaknya dalam insiden tersebut. Pasalnya, IS melihat sang putri sempoyongan usai dipukul oleh ibunya.

"Saya tanya (LH), dipukul doang katanya. Karena mungkin anak saya belum makan, karena anak saya ini memang susah makan. Jadi saat itu sempoyongan gitu," terang IS. "Ya, sudah, disuruh duduk. Karena anak saya kayak yang enggak kuat duduk, itu saya kasih susu. Karena takut dingin, saya kasih air hangat."

Karena sang anak masih sempoyongan, IS pun kebingungan dan memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Sayangnya, sang anak meregang nyawa di tengah perjalanan ke rumah sakit.

"Karena masih sempoyongan. 'Aduh, gimana ini', kata saya. Ya, sudah, kita bawa ke rumah sakit," jelas IS. "Pas pertengahan (perjalanan), anak saya sudah enggak gerak. Itu sekitar habis ashar."


Ketika mengetahui putrinya telah meninggal dunia, IS pun semakin kebingungan. Sang istri lantas meminta agar putri mereka dikuburkan di Kabupaten Lebak secara diam-diam.

"Kata istri saya, biar dekat sama neneknya (dikubur di Lebak). Dan saya saking bingungnya, karena takut anak saya yang satu enggak ada yang jagain kalau istri saya ke kantor polisi," ungkap IS. "Karena yang saya pikirin yang satu itu (anak). Kata dia (LH), biar bisa sekalian ziarah kalau pulang kampung. Ya, sudah kata saya boleh."

Korban yang sudah tak bernyawa dibawa LH dan IS ke daerah Lebak pada 26 Agustus 2020 lalu dengan menggunakan sepeda motor. LH dan IS juga mengajak anak mereka yang lain, yakni saudara kembar korban, ke TPU Gunung Kendeng.

Kasatreskrim Polres Lebak, AKP David Adhi Kusuma, mengungkapkan bahwa IS sempat meminjam cangkul kepada warga. Jasad korban kala itu ditekuk dan dibawa di dalam sebuah kardus.

"Dari keterangan saksi, bahwa tanggal 26 Agustus, IS (Imam) pernah meminjam cangkul kepada warga di Gunung Kendeng," kata David. "Alasannya untuk mengubur kucing di TPU Gunung Kendeng."

Sementara itu, David juga mengungkapkan bahwa korban selalu mendapat tindak kekerasan dari orangtuanya. Sebelum meninggal, korban dicubit dan dipukul lebih dari lima kali oleh sang ibu dengan menggunakan gagang sapu. Korban terjatuh ke lantai usai dipukul.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait