Sering Dianggap Tak Akurat, Pemerintah Bakal Cari Pengganti Rapid Test
Nasional

Rapid test kerap dianggap tidak akurat meski tetap diadakan di berbagai daerah Indonesia. Namun kekinian pemerintah akan menggunakan metode screening lain pengganti rapid test.

WowKeren - Banyak yang menyangsikan akurasi dari rapid test sebagai salah satu metode deteksi COVID-19 di Indonesia. Bahkan sudah banyak pakar kesehatan yang menyarankan agar rapid test diganti lantaran dianggap tak akurat dan hanya buang-buang uang belaka.

Dan seolah menanggapi berbagai kritikan yang ada, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyatakan pemerintah sedang menyiapkan metode screening baru di luar rapid test. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasamito, dalam keterangan persnya pada Kamis (24/9) kemarin.

"Kita sedang mengusahakan metode screening alternatif yang lebih baik dan lebih akurat," ujar Wiku. "Yaitu salah satunya menggunakan rapid swab dengan menggunakan antigen."

Lantas apa bedanya kedua metode ini? Disampaikan oleh Wiku, rapid swab memiliki tujuan yang sama dengan rapid test yakni sebagai metode screening. Hanya saja bila rapid test menggunakan sampel darah, maka rapid swab memakai usapan di bagian pangkal tenggorokan dan hidung.


Penggunaan sampel usapan dari bagian pangkal tenggorokan dan hidung memang sudah selayaknya pengujian dengan tes swab metode PCR. Namun bedanya rapid swab tak akan menggunakan PCR sebagai metode deteksinya.

Dan seperti rapid test, hasil rapid swab juga masih harus dipastikan dengan tes PCR untuk mengetahui dengan lebih pasti. Rapid swab yang dikembangkan pun digunakan untuk menjaring orang-orang yang diduga terpapar COVID-19, dengan kewajiban bagi mereka yang reaktif atau positif dilanjutkan dengan tes swab PCR.

"Rapid test itu merupakan metode screening, bukan diagnosis. Sampai dengan saat ini, rapid test masih digunakan sebagai prasyarat dalam melakukan perjalanan sesuai dengan peraturan yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan," ujar Wiku, dilansir dari Kompas. "Pada dasarnya tes ini (rapid test) diwajibkan untuk menekan jumlah perjalanan yang tidak perlu."

Di sisi lain, metode screening dengan rapid test memang masih terus dilakukan di berbagai wilayah Indonesia. Utamanya metode ini dipakai untuk persyaratan sebelum perjalanan antar wilayah dilakukan, yang belakangan malah menjadi "lahan" untuk melakukan tindak kriminal seperti pemerasan, penipuan, hingga pelecehan seksual.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru