Banyak yang Lebih Percaya Vaksin Merah Putih, Menkes Terawan: Baru Siap Awal 2022
Nasional

Kendati masih dikembangkan, rupanya lebih banyak yang memercayai vaksin Merah Putih untuk melawan virus Corona. Padahal vaksin itu sendiri baru siap pada awal 2022 mendatang.

WowKeren - Pemerintah merancang vaksinasi COVID-19 dimulai pada November 2020 mendatang. Namun masih banyak masyarakat yang belum memercayai efektivitas vaksin tersebut.

Bahkan beberapa kelompok masyarakat memilih untuk menunggu Vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman. Namun tampaknya penantian itu harus diperpanjang lantaran vaksin Merah Putih kemungkinan baru siap diproduksi pada 2022 mendatang.

Namun tentu saja jangan sampai Indonesia menunggu selama itu demi mendapatkan perlindungan dari wabah COVID-19. Oleh karena itulah, saat ini pemerintah bekerja sama dengan Tiongkok dan Inggris demi mendapatkan jatah vaksin.

"Sambil menunggu vaksin Merah Putih yang diperkirakan baru akan siap pada awal 2022, kita manfaatkan kerja sama dengan RRT dan Inggris," ujar Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam keterangan persnya, Sabtu (17/10). "Karena vaksin ini perlu 2 kali suntik, maka kita perlu atur prioritas pemberian vaksin, kita prioritaskan dahulu pada Tenaga Kesehatan Garda Terdepan."


Memang vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok ini kebanyakan double doses atau dosis ganda. Dengan kata lain diperlukan imunisasi sampai 2 kali untuk mendapatkan 100 persen efektivitas dari vaksin tersebut.

Lebih lanjut disampaikan, Terawan menyebut vaksin yang diimpor dari Tiongkok dan Inggris itu bisa memenuhi cakupan minimal 70 persen populasi masyarakat Indonesia. Pemerintah juga akan menggandeng organisasi atau aliansi internasional, yakni Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI).

CEPI dan GAVI nantinya akan bertanggung jawab dalam menjamin akses vaksin untuk 20 persen populasi Indonesia. Sementara vaksin Merah Putih memang dikembangkan untuk mencakup 100 persen populasi Indonesia sebagai penggunaan jangka panjang.

Saat ini vaksin Merah Putih sendiri masih dalam tahap awal pengembangan. Nantinya vaksin Merah Putih akan menggunakan strain virus Indonesia.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Padjajaran Prof Kusnandi Rusmil menyatakan bahwa vaksinasi COVID-19 bukanlah kewajiban. Sebab pada prinsipnya vaksin hanya perlu diberikan kepada 70 persen masyarakat Indonesia sedangkan sisanya nanti akan terlindungi sendiri.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait