Kemenkes Akui Sudah Deteksi Norovirus di Indonesia Sejak Lama, Gejala Disebut Mirip Diare
Nasional

Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa virus tersebut umumnya masuk ke tubuh lewat air atau makanan yang terkontaminasi.

WowKeren - Tiongkok dihebohkan dengan munculnya wabah norovirus yang menyerang 70 mahasiswa di Universitas Shanxi beberapa waktu lalu. Kementerian Kesehatan Indonesia lantas mengaku telah lama mendeteksi norovirus di Tanah Air.

"Norovirus itu sebenarnya virus yang sudah lama ada di Indonesia, berbeda lah ya dengan COVID-19," ungkap Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dilansir CNN Indonesia pada Kamis (22/10). "Sedangkan norovirus dia virus yang sudah lama dan gejalanya memang seperti diare."

Lebih lanjut, Siti menjelaskan bahwa karakteristik virus tersebut umumnya masuk ke tubuh manusia lewat air atau makanan yang terkontaminasi. Ia mengungkapkan bahwa orang awam kerap menyebutnya sebagai keracunan makanan.

"Norovirus ini disebabkan karena faktor kebersihan, air tidak matang, seperti itu ya," jelas Siti. "Sehingga tidak perlu terlalu khawatir karena imun dapat turun juga kan, yang penting tapi tetap menjaga kebersihan,."


Sementara itu, penelitian yang dilakukan Juniastuti dan kolega yang dipublikasikan di Journal of Medical Virology pada Mei lalu melaporkan 15,4 persen dari 91 sampel di rumah sakit di kota Jambi mengandung norovirus. Menurut Siti, rujukan penelitian yang dilakukan Juniastuti dkk itu bukanlah temuan norovirus yang pertama terjadi di Indonesia.

Ia mengungkapkan bahwa penelitian terkait norovirus sudah pernah dilakukan di Surabaya, Jawa Timur, dengan objek penelitian anak- anak pada tahun 2009 silam. Selain itu, penelitian soal keterkaitan diare dengan norovirus juga sudah pernah dilakukan di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2010.

"Semasa pandemi COVID-19 ini kita tidak ada laporan kasus peningkatan diare yang luar biasa," ujar Siti. "Jadi tidak terlalu signifikan."

Menurut Siti, fokus Kemenkes dalam merespons norovirus ini adalah dengan tetap melakukan pemantauan lewat sistem pendataan angka penderita diare di Indonesia. Ia juga meminta agar masyarakat tidak langsung panik saat mendengar kasus norovirus di Tiongkok.

Pola hidup bersih seperti rajin mencuci tangan dinilai Siti dapat menjadi salah satu cara mencegah COVID-19 dan norovirus. Terlebih dalam beberapa kasus, diare dapat berpotensi menyebabkan kematian. "Kalau diare cenderung kasusnya banyak orang dehidrasi. Dan dehidrasi bisa menyebabkan kematian, apalagi anak-anak," pungkasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru