Beda Dari Anies dan Ganjar, Ridwan Kamil Tak Naikkan UMP 2021 Karena Khawatir Banyak PHK
Instagram/ridwankamil
Nasional

Gubernur Ridwan Kamil juga meminta agar Jawa Barat (Jabar) tidak dibandingkan dengan provinsi lain terkait kebijakan upah minimum provinsi (UMP) 2021 ini. Berikut alasannya.

WowKeren - Sejumlah Gubernur "mengabaikan" surat edaran Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah yang menetapkan bahwa besaran upah minimum (UMP) 2021 tidak akan naik. Beberapa di antaranya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang tetap menaikkan UMP 2021 sebesar 3,27 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menaikkan UMP secara asimetris, tergantung apakah perusahaan tersebut terkena dampak COVID-19 atau tidak.

Berbeda dari Anies dan Ganjar, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mematuhi surat edaran Menaker dan tidak menaikkan UMP 2021. Gubernur yang akrab disapa Emil tersebut lantas menjelaskan alasannya.

Menurut Emil, ada sekitar 2.000 perusahaan di Jawa Barat yang terdampak pandemi COVID-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 500 perusahaan di antaranya sudah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.

Emil juga meminta agar Jabar tidak dibandingkan dengan provinsi lain terkait kebijakan UMP 2021 ini. Pasalnya, perusahaan di Jabar didominasi oleh sektor manufaktur.


"Ada 2000-an perusahaan yang terdampak. 500 di antaranya mem-PHK. Jabar itu sektor manufaktur terbesar di Indonesia. 60 persen manufaktur di Jabar," ungkap Emil di Mapolda Jabar pada Senin (2/11). "Itulah mengapa UMP Jabar tidak dinaikkan mengikuti Surat Edaran dari Kemenaker. Jangan dibandingkan dengan provinsi lain yang industrinya sedikit."

Lebih lanjut, Emil rupanya khawatir jika UMP 2021 Jabar dinaikkan, maka akan ada lebih banyak pekerja yang terkena PHK. Oleh sebab itu, Emil meminta pengertian dari pihak karyawan.

"Kami khawatir sudah 500 perusahaan yang mem-PHK, kalau dinaikkan akan PHK lagi, yang dirugikan buruh lagi," terang Emil. "Tak ada sedikit niat pemerintah untuk menyengsarakan masyarakatnya. Ini mencegah kemudharatan karena jumlah yang di- PHK sudah lebih dari 500 perusahaan."

Sementara itu, kondisi ekonomi di Jabar kini disebut Emil telah berangsur membaik. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan ekspor, daya beli, hingga kredit masyarakat.

"Yang paling luar biasa perbaikan di angkutan dan komunikasi naiknya 47 persen," pungkas Emil. "Memang ngangkut barang, orang dan semua pindah ke digital ekonomi membaik paling besar di sektor ini."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait