Jumlah Testing Dikritik Makin Turun, Satgas COVID-19 Ungkap Alasannya
Instagram/wikuadisasmito
Nasional

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko menilai penemuan kasus positif berkurang karena adanya pengurangan pemeriksaan spesimen saat libur panjang.

WowKeren - Kasus positif virus corona (COVID-19) harian di Indonesia mengalami penurunan beberapa terakhir ini. Indonesia bahkan melaporkan 2.618 kasus COVID-19 baru pada Senin (2/11) hari ini, angka terendah yang dilaporkan sejak Agustus 2020 lalu.

Meski demikian, penurunan kasus positif COVID-19 ini rupanya berbanding lurus dengan anjloknya jumlah tes swab PCR atau TCM yang digelar pemerintah. Melansir Kumparan, 3 pekan sebelumnya Indonesia bisa melakukan sampai 200 ribu tes swab dalam sepekan, sedangkan kali ini hanya di level 169.183 tes.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko bahkan mengkritik pola testing rendah ini. Menurut Miko, penemuan kasus positif berkurang karena adanya pengurangan pemeriksaan spesimen saat libur panjang.

"Spesimen yang diperiksa sedikit, jadi kita tidak bisa lihat apakah trennya menurun atau tidak," ungkap Miko dilansir CNN Indonesia. "Kalau lihat ketika (libur panjang) ya jelas turun karena pemeriksaannya sedikit."


Lebih lanjut, Miko menjelaskan bahwa angka positivity rate harian perlu dilihat untuk mengetahui apakah ada tren penurunan. Sedangkan di periode libur panjang pekan lalu, data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mencatat positivity rate harian masih sebesar 14,3 persen.

Satgas Penanganan COVID-19 lantas buka suara soal rendahnya testing ini. Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.

"Misalnya, jumlah titik testing yang tersebar luas, kapasitas laboratorium yang terbatas, keterbatasan reagen," ungkap Wiku dilansir Kompas.com. "Maupun juga SDM (sumber daya manusia) yang perlu ditambah."

Wiku menyatakan bahwa kondisi ini akan menjadi bahan evaluasi. Terlebih evaluasi bagi pemerintah untuk tetap memasifkan upaya testing maupun tracing, baik dengan memperbanyak jumlah lab maupun kualitas laboratorium.

"Soal detail penyebabnya, bisa ditanyakan kepada pihak Kementerian Kesehatan," pungkas Wiku. "Yang mengetahui lebih detail terkait operasional pencatatan dan pelaporan yang ada di lapangan."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait