Sebelum memutuskan untuk menerapkan PSBB ada pertimbangan yang harus dipikirkan matang-matang. Terutama terkait sektor ekonomi yang sangat berpotensi terdampak kebijakan ini.
- Zodiak Yanuarita
- Kamis, 05 November 2020 - 13:49 WIB
WowKeren - Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan penyebaran pandemi adalah dengan melakukan pembatasan. Sejumlah pemimpin daerah memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi kasus.
Namun tidak demikian halnya dengan Jawa Tengah. Meskipun provinsi ini masuk lima besar sebagai provinsi yang mencatat kasus corona terbanyak, namun gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memilih untuk tak menerapkan PSBB.
Sebelum memutuskan untuk menerapkan PSBB ada pertimbangan yang harus dipikirkan matang-matang. Terutama terkait sektor ekonomi. Penerapan PSBB tentunya sangat berpengaruh pada perekonomian wilayah yang bersangkutan. Bagi Ganjar, PSBB tak hanya berdampak pada ekonomi namun juga sosial dan politik.
"Mungkin saya gubernur tak pintar, yang tak mampu analisis tajam, tapi saya tak lakukan PSBB," kata Ganjar dalam diskusi virtual, Rabu (4/11). "Saya hitung apa yang terjadi pada sisi ekonomi, sosial, politik."
Alih-alih PSBB, Ganjar lebih memilih untuk menerapkan adaptasi kebiasaan baru seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Orang nomor satu di Jateng ini lebih memilih untuk mengadopsi cara Presiden Joko Widodo dalam menangani pandemi, yakni gas dan rem, artinya ada keseimbangan antara menjaga kesehatan masyarakat dan perekonomian.
"Kami dorong adaptasi kebiasaan baru. Istilah Presiden (Jokowi) gas dan rem jadi seni dalam memimpin, sense dalam memimpin," lanjutnya lagi. "Saat ekonomi turun, gimana kita gerakkan."
Kendati tidak menerapkan PSBB secara garis besar, namun Ganjar tetap memberi kebebasan masing-masing kepala daerah untuk mengambil kebijakan. Sebelumnya, ia pernah menyarankan PSBB di Semarang, Demak dan Kendal. Namun sejauh ini hanya Tegal saja yang pernah menerapkan PSBB.
(wk/zodi)
