Istana Tegaskan Pemberian Bintang Mahaputera Bukan Upaya Pembungkaman
https://www.setneg.go.id/
Nasional

Sebelumnya, momen pemberian penghargaan Bintang Mahaputera ini juga sempat disebut tak lazim. Namun, anggapan ini dengan segera dimentahkan oleh Menko Polhukam Mahfud MD.

WowKeren - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan jika pemberian penghargaan Bintang Mahaputera kepada Gatot Nurmantyo bukan merupakan upaya pembungkaman. Penghargaan itu diberikan karena memang Gatot pernah menjadi Panglima TNI seperti dirinya yang juga mendapat Bintang Mahaputera.

"Diributkan katanya pemberian kepada pak Gatot upaya membungkam, nggak, nggak," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Kamis (12/11). "Pak Gatot posisinya sama dengan saya, saya diberikan bintang itu juga pada saat setelah pensiun."

Meski telah dijadwalkan akan menerima penghargaan pada Rabu (11/11) kemarin, namun rupanya Gatot tidak hadir dalam cara tersebut. Kendati demikian, Bintang Mahaputera tetap diterimanya. Bagi Moeldoko, tak masalah jika Gatot tak hadir dalam pemberian tanda jasa tersebut selama yang bersangkutan menerimanya.

"Pak Gatot menerima apa itu pemberian bintang itu dari kepala negara, diterima karena pernyataannya (Gatot)," tuturnya lagi. "Bahwa saya (Gatot) nggak bisa datang itu urusannya kedua, tapi intinya adalah pak Gatot telah menerima tanda kehormatan yang diberikan oleh presiden itu poinnya."


Lebih jauh, Moeldoko mengatakan jika pemberian penghargaan Bintang Mahaputera kepada Gatot dan yang lainnya dilakukan oleh Presiden Joko Widodo sebagai amanat konstitusi. "Jadi sekali lagi menjalankan konstitusi, presiden," katanya.

Sebelumnya, momen pemberian penghargaan ini juga sempat disebut tak lazim. Namun, anggapan ini dengan segera dimentahkan oleh Menko Polhukam Mahfud MD.

Mahfud menjelaskan jika pemerintah memberikan anugerah Bintang Mahaputera dalam dua kloter. Untuk tahun ini, momen pemberian penghargaan memang dipecah menjadi dua tak lepas dari kondisi Indonesia yang masih berada di masa pandemi COVID-19.

"Kita tetap kalau beliau katakan karena menurut Pak TB Hasanuddin ini tak lazim diberikan November," kata Mahfud. "Karena biasa bulan Agustus, ya karena justru musim COVID kita pecah dua, tapi tidak lebih dari tahun 2020."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait