Jangan Remehkan! Terungkap Segini Rata-Rata Biaya Rawat Pasien Positif COVID-19
Nasional

Hasil riset mengungkap seberapa besar biaya yang mesti dikeluarkan untuk perawatan pasien COVID-19. Selain itu, kerugian pasien juga makin besar karena ada potensi kehilangan pekerjaan saat dirawat.

WowKeren - Indonesia sampai saat ini masih berjibaku mengatasi pandemi COVID-19 yang sudah merenggut nyawa belasan ribu orang. Bahkan beberapa hari lalu Indonesia dihadapkan dengan lonjakan besar kasus positif hingga memecahkan rekor nasional.

Padahal sebagaimana wabah penyakit lain, COVID-19 pun tak boleh dipandang sebelah mata. Bukan hanya karena keparahan gejala klinisnya bisa menyebabkan penderitanya meninggal dunia, namun juga dari segi biaya perawatan yang mesti dikeluarkan.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. dr. Hasbullah Thabrany mengungkap hasil kajian oleh pihaknya dengan Kementerian Kesehatan terkait biaya perawatan pasien COVID-19. Terungkap rerata biaya yang mesti dikeluarkan untuk pasien positif COVID-19 dengan penyakit komorbid alias penyerta mencapai Rp 184 juta.

Bahkan kisaran termahal yang ditemui adalah mencapai hampir Rp 450 juta. Hal ini dipengaruhi oleh seberapa parah tingkat keparahan penyakit serta daya tahan tubuh sang pasien itu sendiri.

"Kembali lagi sangat tergantung berapa besar penyakitnya, berapa banyak penyakit penyakit yang dia punya," terang Hasbullah dalam dialog bersama Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro, Senin (16/11). "Dan seberapa serius penyakitnya, juga daya tahan tubuhnya."


"Kalau cukup lama (dirawat) bisa ngabisin Rp 500 juta, Rp 600 juta. Tapi dari kajian yang saya survei di 9 provinsi yang tertinggi Rp 446 juta. Rata-rata habisnya Rp 184 juta," imbuh Hasbullah, dikutip dari Kumparan.

Hal itu pun belum diakumulasikan dengan lama waktu perawatan pasien yang kebanyakan mencapai 2 pekan lebih. "Rata-rata dirawat 15,4 hari," terang Hasbullah.

Besarnya biaya yang dikeluarkan ini namun tak sebanding dengan kerugian yang dialami sang pasien. Sebab tentu saja penghasilan pasien terpaksa hilang selama menjalani perawatan, sehingga kerugian yang dialami makin besar.

"Nah kita tahu kan semua orang tahu bahwa kalau sakit enggak bisa bekerja," kata Hasbullah. "Kalau biasanya misalnya dokter nih kan praktik kalau dia sakit ya enggak bisa. Hilang pendapatannya, tapi orang enggak mikir itu."

Oleh karena itu, Hasbullah meminta masyarakat untuk tidak memandang sebelah mata penyakit ini kendati biaya perawatan semua ditanggung oleh negara. Masyarakat pun harus aktif mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dengan sebaik mungkin agar tidak tertular maupun menularkan COVID-19.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru