Kemenkes Ungkap 64,8 persen Masyarakat RI Mau Terima Vaksin COVID-19
pixabay
Nasional

Sebagai informasi, survei tersebut digelar pada 19-30 September 2020 dengan tujuan untuk memahami pandangan, persepsi, serta perhatian masyarakat tentang vaksinasi COVID-19.

WowKeren - Kementerian Kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) melakukan survei nasional tentang penerimaan vaksin virus corona (COVID-19. Survei tersebut juga mendapat dukungan dari UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 64,8 persen responden menyatakan bersedia menggunakan vaksin COVID-19. Kemudian 27,8 persen responden menjawab ragu, dan 7,6 persen responden menolak menggunakan vaksin corona.

"Survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia telah mendengar tentang vaksin COVID-19 dan bersedia menerimanya," tutur Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi di Jakarta pada Selasa (17/11). Adapun tingkat penerimaan vaksin berbeda-beda di setiap provinsi, hal ini dilatarbelakangi oleh status ekonomi, keyakinan agama, status pendidikan serta wilayah.

Dari segi geografis, provinsi Papua melaporkan tingkat penerimaan vaksin paling tinggi dengan 75 persen, kemudian diikuti Jawa dan Kalimantan. Sedangkan provinsi Aceh memiliki tingkat penerimaan terendah dengan 46 persen. Selain Aceh, daerah dengan penerimaan terendah terdapat di pulau Sumatera, Sulawesi dan Maluku.


Kelompok masyarakat yang memiliki informasi lebih banyak seputar vaksin disebut cenderung menerima pemberian vaksin COVID-19. Sebagian besar masyarakat yang memiliki asuransi kesehatan juga lebih lebih mungkin menerima vaksin COVID-19.

Sementara itu, masih ada juga kelompok yang ragu dan sebagian kecil yang menolak. Dari 7,6 persen responden yang menolak, faktor keamanan, efektivitas, serta kehalalan vaksin menjadi faktor pertimbangan mereka.

Pemerintah Indonesia sendiri kini disebut tengah memastikan aspek keamanan dan kehalalan vaksin dari para produsen vaksin COVID-19. Hal tersebut dilakukan dengan mengirim tim gabungan yang terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga ke negara produsen.

Oscar pun menilai kegiatan sosialisasi dan edukasi seputar vaksin COVID-19 perlu terus dilakukan kepada masyarakat sembari menunggu ketersediaannya di Indonesia. "Sangat penting bagi kami untuk terus memastikan bahwa vaksin tersebut aman. Kami juga melibatkan petugas kesehatan dan membangun kapasitas mereka, karena petugas kesehatan adalah sumber informasi paling terpercaya di masyarakat," jelas Oscar.

Sebagai informasi, survei tersebut digelar pada 19-30 September 2020 dengan tujuan untuk memahami pandangan, persepsi, serta perhatian masyarakat tentang vaksinasi COVID-19. Jumlah responden survei tersebut mencapai lebih dari 115 ribu orang dari 508 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait