Dalam data yang dibagikan Tim Mitigasi IDI, ada 92 dokter umum, 86 dokter spesialis, dan 2 dokter residen yang menjadi korban pandemi COVID-19. 11 orang di antaranya merupakan Guru Besar.
- Bertilia Puteri
- Senin, 30 November 2020 - 14:20 WIB
WowKeren - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan 180 kematian dokter akibat virus corona (COVID-19). Jumlah tersebut merupakan data terbaru per 28 November 2020.
Dalam data yang dibagikan oleh akun Instagram Tim Mitigasi IDI, ada 92 dokter umum, 86 dokter spesialis, dan 2 dokter residen yang menjadi korban pandemi COVID-19. 11 orang di antaranya merupakan Guru Besar.
"Semoga almarhum dan almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi-Nya," tulis akun Tim Mitigasi IDI. "Semoga angka ini tidak terus bertambah dan semua rakyat Indonesia diberikan kekuatan dalam melalui pandemi ini.
Berdasarkan provinsi sebarannya, dokter yang meninggal akibat COVID-19 paling banyak berasal dari Jawa Timur dengan total 38 dokter. Kemudian disusul oleh DKI Jakarta dengan 27 dokter dan Sumatera Utara dengan 24 dokter.
"Data dari Tim Mitigasi PB IDI, TS yang meninggal akibat covid-19 terus bertambah," tulis keterangan di akun Twitter PB IDI. "Penularan di komunitas terus meningkat dan kita belum tau kapan akan berakhir."
Lebih lanjut, PB IDI kembali mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa bahaya COVID-19 masih mengintai. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk sebisa mungkin berada di dalam rumah dan menghindari kerumunan.
"Covid-19 masih ada di sekitar kita. Jangan pernah kendor dengan protokol kesehatan kapanpun dan dimanapun," lanjut keterangan tersebut. "Sebisa mungkin tetap dirumah, hindari kerumunan."
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa situasi kasus aktif COVID-19 dan angka kesembuhan corona di Indonesia memburuk. Pasalnya, kasus aktif COVID-19 pekan meningkat menjadi 13,41 persen dari yang sebelumnya 12,78 persen.
Sedangkan tingkat kesembuhan pasien COVID-19 turun dari 84,03 persen menjadi 83,44 persen pekan ini. Selain itu, jokowi juga menyoroti DKI Jakarta dan Jawa Tengah yang mengalami lonjakan kasus COVID-19.
(wk/Bert)
