Ada 16 Persen Warga RI Tak Mau Divaksin Corona, Erick Thohir: Kita Tak Memaksakan
Nasional

Erick Thohir juga memastikan bahwa vaksin yang akan dipakai di Indonesia merupakan yang terbaik. Baik dari segi keamanan, efficacy, mutu telah sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

WowKeren - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan bahwa masih ada 16 persen masyarakat Indonesia yang tidak mau mendapat vaksinasi COVID-19. Erick yang juga merupakan Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) tersebut lantas menyebut bahwa pemerintah tidak akan memaksa warga yang tidak mau divaksin.

Adapun sebanyak 66 persen masyarakat Indonesia disebut percaya vaksin COVID-19 dan mau disuntik. "Namun ada juga yang 16 persen tidak mau divaksin, kita juga tidak memaksakan," tutur Erick pada Rabu (2/12).

Lebih lanjut, Erick memastikan bahwa vaksin yang akan dipakai di Indonesia merupakan yang terbaik. Baik dari segi keamanan, efficacy, mutu telah sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


"Kalau ditanya apakah vaksin COVID-19 yang akan tersedia berkualitas, Pemerintah menggunakan vaksin-vaksin yang dibeli berdasarkan sesuai standar WHO, yang sudah melalui uji klinis, dan KPCPEN pun terbuka kepada MUI, BPOM, semua pihak kita libatkan," papar Erick. "Keamanan untuk rakyat Indonesia adalah yang utama."

Oleh sebab itu, Erick berharap agar digitalisasi satu data yang akan dilakukan bersama Kementerian segera terwujud, mulai dari proses produksi, distribusi hingga vaksinasi. "Karena kita juga mengerti kerahasiaan data pribadi harus dilindungi dan dimiliki oleh pemerintah. Kementerian BUMN hanya sebagai agregator. Program ini langsung di bawah Presiden Joko Widodo, datanya dimiliki oleh pemerintah, dan harus dilindungi," pungkas Erick.

Di sisi lain, vaksin COVID-19 harus mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum bisa diedarkan ke masyarakat Indonesia. Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menjelaskan bahwa pihaknya telah mengantongi hampir semua data terkait vaksin corona buatan Sinovac yang diperlukan untuk mengeluarkan EUA tersebut.

Namun masih ada satu hal penting yang sangat diperlukan sebelum mengeluarkan izin. Yaitu hasil uji klinis tahap ketiga atas vaksin tersebut. "Kami masih menunggu kelengkapan data dari hasil uji klinik yang sedang berlangsung," tutur Penny pada Jumat (27/11).

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait