Utang RI 2020 Tembus Ribuan Triliun, Ditarget Tambah Lagi Rp342 T Awal 2021
Reuters/Mohamed Azakir
Nasional

Kemenkeu berencana melakukan lelang SBN demi menambah utang hingga setara Rp342 triliun pada akhir Kuartal I-2021. Padahal saat ini utang pemerintah sudah hampir Rp6 ribu triliun.

WowKeren - Pemerintah mencatatkan jumlah utang yang cukup luar biasa sepanjang tahun 2020 ini. Dilansir dari Kumparan, menjelang tutup tahun, pemerintah mencatat total utang hingga Rp5.910,64 triliun per akhir November 2020.

Dengan kondisi seperti itu, rupanya pemerintah hendak kembali menambah utang dalam jumlah yang cukup besar. Lewat kalender penerbitan surat berharga negara (SBN) yang dirilis Kementerian Keuangan, tercatat bahwa pemerintah menarget utang baru senilai Rp342 triliun hingga Kuartal I-2021.

Dalam kalender itu dituliskan, lelang SBN akan dilakukan setiap pekan dari Januari sampai Maret 2021. Bulan Januari lelang dilakukan pada tanggal 5, 12, 19, 26. Sedangkan bulan Februari pada tanggal 2, 9, 16, dan 23. Sementara Maret pada tanggal 2, 9, 16, 23, dan 30.

"Pemerintah dapat menambah atau mengurangi tanggal lelang, menawarkan tenor tambahan pada setiap lelang serta menyesuaikan target triwulanan," imbuh Kemenkeu dalam kalender penerbitan SBN itu, dikutip dari Kumparan pada Rabu (30/12). "Sesuai dengan kondisi pasar, potensi permintaan dan strategi pembiayaan."

Yang terdekat adalah lelang SBN pada 5 Januari 2021. Pada kesempatan itu, ada 7 seri surat utang berdenominasi rupiah dengan target indikatif Rp35 triliun dan target maksimal Rp52,5 triliun.


Penerbitan SBN ini masih dalam rangka pembiayaan anggaran. Pada 2021, pendapatan negara ditarget pada kisaran Rp1.743,6 triliun sedangkan belanjanya Rp2.750 triliun. Sehingga defisitnya ditetapkan Rp1.006,4 triliun atau sekitar 5,7 persen produk domestik bruto (PDB / GDP).

Sedangkan total utang baru yang ditargetkan pemerintah pada tahun depan adalah Rp1.177,4 triliun. Sebagian besar, atau setara Rp1.207,3 triliun akan diterbitkan lewat lelang SBN.

Di sisi lain, pandemi COVID-19 masih menjadi alasan utama mengapa pemerintah meningkatkan nilai utang. Tak main-main, dibandingkan periode per November 2019, utang tahun ini meningkat sebanyak Rp1.096,3 triliun.

Sampai akhir November 2020, rasio utang pemerintah pusat mencapai 38,13 persen PDB. Padahal pada periode sama tahun 2019, rasio utang pemerintah pusat di kisaran 30,03 persen PDB.

Bukan cuma rasio utang, defisit APBN 2020 juga ikut melebar akibat pandemi COVID-19. Uang yang digelontorkan antara lain untuk pembiayaan bantuan sosial sampai pengadaan fasilitas pengobatan COVID-19.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru