Jokowi Targetkan 1 Juta Orang Divaksin Corona Per Hari, Ahli: Tak Realistis!
Nasional

Presiden Jokowi telah menargetkan Indonesia melakukan vaksinasi terhadap 1 juta orang setiap hari. Namun, target tersebut langsung dikritik oleh ahli epidemiologi. Ini penyebabnya.

WowKeren - Presiden Joko Widodo terus menggencarkan vaksinasi di Indonesia. Bahkan, Jokowi menargetkan Indonesia dapat menyuntik 1 juta orang vaksin virus corona dalam sehari.

Target Jokowi itu justru mendapatkan kritikan dari ahli epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman. Menurutnya, target melakukan vaksinasi COVID-19 kepada 1 juta orang dalam sehari sangatlah berat untuk dilakukan di Tanah Air.

”Berat sekali, terlalu optimistis, dan tidak realistis,” kata Dicky seperti dilansir dari CNNIndonesia, Kamis (28/1). “Karena ada masalah-masalah vaksinasi COVID-19.”

Dicky menjelaskan ada sejumlah masalah yang bisa menghambat vaksinasi virus corona. Masalah pertama adala soal data penerima vaksin virus corona. Ia menjelaskan pemerintah membutuhkan banyak waktu untuk mendata seluruh masyarakat Indonesia yang layak menerima vaksin.


Masalah kedua adalah ketersediaan vaksin COVID-19 yang masih terbatas di Indonesia. Ia mengingatkan Jokowi pengadaan vaksin agar sesuai dengan kebutuhan Indonesia membutuhkan proses yang lama.

”Data itu masalah klasik di Indonesia, dan itu akan menjadi hambatan pertama, untuk data nakes prioritas vaksin saja masih ada kekeliruan,” jelas Dicky. “Dari sisi pelaksanaan vaksinasi ini ditentukan ketersediaan vaksinnya, apakah jumlahnya bisa langsung 70 juta dosis? Kan tidak, butuh waktu.”

Selain masalah itu, Indonesia masih dihadapkan dengan kendala distribusi vaksin di seluruh wilayah. Dicky menilai hal itu bukan persoalan mudah mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan.

Terakhir, Dicky juga menyinggung masalah sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan vaksinasi, yakni vaksinator. Menurutnya, vaksinator memerlukan pelatihan terlebih dahulu karena kemampuannya dalam melakukan vaksinasi dapat mempengaruhi kualitas vaksin.

”Belum kalau kita bicara soal force majeure, ada bencana, ada banjir, itu juga kendala,” pesan Dicky. “Perlu training SDM, bagaimana cara penyimpanan vaksin, bagaimana menggunakannya, itu semua perlu dilatih. Selain banyak hambatan, kita juga jangan menempatkan vaksin ini sebagai pintu keluar pandemi, yang penting itu 3T-nya dilakukan.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru