Bandara Semarang Ditutup Sementara Imbas Cuaca Buruk, 1 Pesawat Garuda Dialihkan ke Surabaya
Instagram/semarangairport
Nasional

Pihak Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Kota Semarang, pun telah melakukan upaya pembersihan dan penyedotan genangan air di landasan pacu dengan mengoperasikan 54 unit pompa.

WowKeren - Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah, ditutup sementara imbas cuaca buruk. Pasalnya, banjir menggenangi landasan pacu alias runway Bandara Ahmad Yani.

"Telah terjadi genangan air di sekitaran runway Bandara Jenderal Ahmad Yani saat dilakukan pengecekan secara rutin di pagi hari. Namun saat ini sedang dilakukan langkah-langkah antisipasi dengan cara pengaktifan 54 unit pompa untuk menghindari terjadinya banjir di area bandara," terang Stakeholder Relation Manager Bandara Ahmad Yani, Heri Trisno Wibowo, Sabtu (6/2). "Koordinasi ketat juga dilakukan oleh unit terkait. Hal ini terjadi dikarenakan cuaca buruk dan hujan deras yang tak kunjung berhenti sejak tadi malam."

Pihak bandara pun melakukan upaya pembersihan dan penyedotan genangan air di runway dengan mengoperasikan 54 unit pompa. "Kami bersama unit terkait mengaktifkan 54 unit pompa untuk menyedot genangan air, mudah-mudahan bisa segera teratasi," jelas Heri.

Hal ini juga menyebabkan pendaratan pesawat Garuda Indonesia GA 232 Jakarta-Semarang dialihkan ke Surabaya. "Sampai dengan saat ini terdapat satu penerbangan terdampak, yaitu Garuda Indonesia GA 232 tujuan Jakarta-Semarang dengan status dialihkan ke Bandara Juanda, Surabaya," ungkap Heri.


Sebagai informasi, Kota Semarang memang telah diguyur hujan sejak semalam. Sejumlah titik seperti jalur Pantura di Mangkang dan Terboyo pun mengalami banjir.

Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang telah memperkirakan adanya potensi cuaca ekstrem di Jawa Tengah pada 5-7 Februari 2021. Curah hujan dengan intensitas lebat diserta petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jateng.

Oleh sebab itu, masyarakat Jateng diimbau untuk tetap waspada. Mereka juga disarankan untuk tak beraktivitas di luar rumah demi menghindari cuaca ekstrem tersebut.

Menurut Kepala BMKG Ahmad Yani Semarang, Sutikno, analisis kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Jateng. Masa udara yang labil dan kelembaban udara tinggi juga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Jateng.

"Kondisi itu pun menyebabkan adanya cuaca ekstren dengan hujan lebat," tutur Sutikno dilansir Kompas.com. "Disertai kilat dan angin kencang."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait