Kasus Mutasi Corona B117 Sudah Masuk RI Sejak Akhir Januari, Baru Diumumkan Maret Karena Ini
Unsplash/CDC
Nasional

Kepala LBM Eijkman Prof. Amin Soebandrio lantas menjelaskan bahwa kasus mutasi virus corona (COVID-19) B117 tersebut sudah masuk ke Indonesia sejak akhir Januari 2021 lalu.

WowKeren - Dua kasus mutasi virus corona B117 asal Inggris ditemukan masuk ke Tanah Air melalui tenaga migran Indonesia baru-baru ini. Kepala LBM Eijkman Prof. Amin Soebandrio lantas menjelaskan bahwa kasus mutasi B117 tersebut sudah masuk ke Indonesia sejak akhir Januari 2021 lalu.

"Kasus tersebut tiba di Indonesia pada akhir Januari 2021, kemudian dilakukan tes PCR, lalu suspek dikarantina selama lima hari," papar Amin kepada awak media, Senin (8/3). "Setelah itu dilakukan tes PCR kembali. Barulah beberapa hari setelahnya dilakukan proses analisa WGS."

Amin lantas menjelaskan bahwa varian baru tersebut dideteksi melalui proses analisis whole genome sequencing (WGS) yang memakan waktu cukup lama. Menurut Amin, proses pemeriksaan WGS corona memang membutuhkan waktu hingga hasilnya tepat.

"Deteksi varian B117 dilakukan melalui proses analisis Whole Genome Sequencing (WGS) yang membutuhkan waktu yang cukup lama," terang Amin. "Bisa lebih dari satu atau dua minggu."

Balitbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun baru memperoleh hasilnya pada 1 Maret 2021. Temuan tersebut lantas langsung dilaporkan ke pemerintah.


Oleh sebab itu, kasus mutasi tersebut baru diumumkan ke publik baru-baru ini. "Proses analisa WGS bukanlah pemeriksaan rutin dan tidak semua sampel dengan hasil tes PCR yang positif dianalisa dengan proses ini," jelas Amin.

Terkait varian COVID-19 baru ini, Amin menilai tidak ada perlakuan khusus yang dibutuhkan untuk menghadapinya. Pasalnya, tutur Amin, mutasi adalah sifat alami suatu virus.

"Aktivitas testing dan tracing harus lebih cepat dan giat dilakukan," pungkas Amin. "Termasuk melakukan proses analisa WGS."

Sebelumnya, Amin juga telah menyatakan bahwa hingga saat ini vaksin corona masih dianggap efektif melawan mutasi virus B117. "Sampai saat ini vaksin Covid-19 yang dikembangkan dianggap masih efektif menghadapi varian baru yang muncul, belum ada arahan menyesuaikan atau mengganti vaksin yang sedang dikembangkan," terang Amin kepada Kompas.com, Kamis (4/3).

Dengan situasi seperti sekarang, Amin pun menyarankan agar vaksinasi COVID-19 segera diselesaikan. Setelah itu, target kekebalan kelompok alias herd immunity diharapkan bisa tercapai untuk mengatasi pandemi corona.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait