Bahas Pembukaan Sekolah Tatap Muka, Komisi X: Prokes Diketatkan-Sediakan GeNose
Instagram/ugm.yogyakarta
Nasional

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PPP KH Rojih Ubab Maemoen memberikan dukungan terhadap wacana pemerintah yang akan membuka sekolah tatap muka pada bulan Juli mendatang.

WowKeren - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana untuk kembali membuka sekolah tatap muka pada bulan Juli mendatang. Pembukaan tersebut rencananya dilakukan usai vaksinasi COVID-19 terhadap guru dan tenaga pendidik lainnya rampung.

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PPP KH Rojih Ubab Maemoen turut memberikan dukungannya atas wacana tersebut. Namun ia mengingatkan agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan benar-benar memperhatikan pelaksanaannya.

Menurutnya, agar sekolah tatap muka ini bisa berjalan lancar, diperlukan kerja sama dari semua pihak. Mulai orang tua murid hingga pihak-pihak terkait yang ada di sekolah.

"Agar sekolah tatap muka yang rencana akan dilakukan pada Juli tahun ini berhasil perlu dukungan semua pihak seperti orang tua, guru, penjual makanan di sekolah sekolah, hingga dukungan pemerintah pusat," kata Gus Rojih kepada wartawan, Sabtu (20/3). "Dukungan pemerintah pusat misalnya dengan melakukan vaksinasi kepada semua guru, penjaga sekolah, hingga penjual makanan."


Tak hanya itu, protokol kesehatan harus diterapkan secara ketat. Ia juga menyarankan agar sekolah menyediakan GeNose untuk mendeteksi kemungkinan adanya orang yang terpapar COVID-19.

"Dalam menerapkan sekolah tatap muka, tetap perlu diperhatikan asas kehati-hatian dan kewaspadaan," ujarnya. "Misalnya jika ada suhu anak di atas 37,5 celcius perlu dilakukan isolasi di sekolah sebelum diserahkan kepada petugas kesehatan atau kepada orang tua."

"Jika perlu sekolah menyediakan GeNose untuk mendeteksi kemungkinan siswa terpapar COVID-19," imbuhnya. "Kehati-hatian itu juga bisa diperlihatkan dengan memastikan protokol kesehatan diberlakukan dengan ketat."

Gus Rojih juga mengakui bahwa terdapat sejumlah kendala dalam pembelajaran secara daring selama pandemi ini. Sehingga, dinilai perlu perubahan sistem belajar agar kembali seperti semula.

"Para siswa sudah semakin jenuh dengan sekolah daring, di mana banyak di antara mereka yang selama ini mengalami kendala saat menjalani sekolah jarak jauh tersebut sehingga mengakibatkan target dari proses belajar mengajar kurang terpenuhi," ungkapnya. "Banyak negara yang sudah menerapkan sekolah tatap muka dengan tetap berhasil mengantisipasi penularan COVID-19. Jadi Indonesia juga perlu mencoba untuk juga menerapkannya."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait