Diserang Teror Bom, Ini Sejarah Panjang Gereja Katedral Makassar yang Bikin Takjub
Twitter/eddyprasscj
Nasional

Gereja Katedral Makassar dinobatkan jadi gereja tertua di seluruh wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara. Intip sejarah gereja yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda dan Jepang ini.

WowKeren - Gereja Katedral yang berlokasi di Jalan Kajaolalido No.14, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan baru saja diserang teror bom bunuh diri pada Minggu (28/3). Peristiwa terjadi sekitar pukul 10.28 WITA.

Beruntungnya ledakan besar tersebut terjadi di halaman gereja. Sehingga tak menimbulkan kerusakan berarti pada interior di dalam gereja.

Lantas, sudahkah kamu tahu sejarah dari Gereja Katedral Makassar ini? Tempat ibadah yang juga memiliki nama Gereja Hati Yesus Yang Mahakudus ini merupakan salah satu landmark Kota Daeng karena memiliki nilai historis yang tinggi.

Gereja Katedral Makassar (GKM) juga menjadi saksi bisu perkembangan pesat Makassar, masa pemerintahan kolonial Belanda, penjajahan Jepang hingga revolusi kemerdekaan. Gereja ini kabarnya juga sebagai gereja tertua di kota Makassar dan di seluruh wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara.


Dalam buku Sejarah Gereja Katolik Indonesia (G. Vriens, 1972), tibanya tiga pastor dan misionaris asal Portugal yakni Pastor Antonio do Reis, Cosmas de Annunciacio, seorang bruder bernama Bernardinode Marvao, di Pelabuhan Makassar pada 1525 jadi awal penyebaran Katolik di Makassar dan Sulawesi Selatan.

Ketiganya melakukan pelayanan kepada para pelaut dan warga Portugis yang beragama Katolik. Mereka juga turut melayani sejumlah raja dan bangsawan Sulawesi Selatan yang telah dibaptis. Pada 1548, Pastor Vincente Viegas didatangkan dari Malaka ke Makassar sebagai tambahan tenaga.

Hingga pada akhirnya Raja Gowa yang pertama memeluk Islam, yaitu Sultan Alauddin memberi izin umat Katolik untuk mendirikan gereja pada 1633. Namun gejolak politik antara VOC dan orang-orang Portugis menyebabkan para rohaniwan Portugis tersingkir dari Makassar. Sejak itu selama 225 tahun, tidak ada pastor yang menetap di Makassar.

Jemaat yang masih ada hanya dilayani oleh pastor yang berlayar dari Surabaya atau Larantuka. Pada 1892, surat dari Batavia memutuskan Pastor Aselbergs SJ, dipindahkan dari Larantuka ke Makassar. Pastor Aselbergs ini yang merintis upaya pembangunan gereja.

Proses pembangunan rupanya sempat tertunda beberapa bulan lantaran kusen jendela dan besi tak kunjung tiba dari Belanda. Hingga pada 1900, gereja katedral resmi digunakan. Selain bangunan utama, tiga buah lonceng pemberian salah satu jemaat pada 1923 turut diletakkan di menara selatan.

(wk/lara)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru