Usul Doa Semua Agama Auto Banjir Kritikan, Menag Yaqut Beri Klarifikasi
Instagram/gusyaqut
Nasional

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akhirnya mengklarifikasi ide pembacaan doa semua agama yang membuatnya menjadi sorotan dari sejumlah pihak seperti MUI dan PGI.

WowKeren - Awal pekan ini Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjadi sorotan usai menyampaikan usulan doa semua agama. Usulan ini sendiri langsung menjadikan Yaqut bulan-bulanan bahkan menuai kritikan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI).

Kritikan ini membuat Yaqut angkat bicara. Dalam keterangan persnya, Yaqut menegaskan bahwa usul doa semua agama ini hanya berlaku untuk forum di internal Kemenag dan tidak untuk agenda-agenda lain di luar lingkup kementerian.

"Saya ulang ya, ini untuk forum internal sebesar rakernas di Kemenag. Tidak untuk acara-acara formal di luar itu. Apalagi acara-acara kenegaraan," ujar Yaqut dalam keterangan tertulis kepada CNN Indonesia, Selasa (6/4).

Yaqut percaya bahwa membaca doa sebelum menjalani kegiatan sangat penting untuk dilakukan. Doa, menurut Yaqut, adalah upaya termudah untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, seperti menghindari fraud, korupsi, atau malah berpaling dari kebijakan melayani rakyat dan hanya fokus kepada diri sendiri.


"Berdoa adalah salah satu caranya," papar Yaqut menambahkan, dikutip pada Rabu (7/4). "Dan ingat, di Kementerian Agama itu bukan Islam saja. Tapi agama lain juga. Maka semua harus didekatkan kepada Tuhannya."

Kendati demikian, Yaqut mengaku tidak mempermasalahkan kritikan yang dialamatkan kepadanya karena nyatanya hanya perkara keluar dari konteks yang diusung. "Tapi apapun itu, oke saja. Saya berterima kasih dikritisi dan dicaci maki. Yang penting doa jalan terus. Hanya orang yang berakal lah yang masih mau memanjatkan doa," pungkas Yaqut.

Sebelumnya Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas sampai menilai Yaqut sebagai sosok yang "hilang akal" karena usulan membaca doa semua agama. "Menteri Agama ini kurang mengerti tentang toleransi. Toleransi itu baru punya arti, baru punya makna (jika berada) di tengah-tengah perbedaan dan kita menghargai perbedaan itu. Itu namanya Menteri yang menurut saya kehilangan akal," kata Anwar, Senin (5/4).

Sedangkan Ketua Umum PGI Gomar Gultom mengapresiasi usulan tersebut meski tetap meminta agar dikaji ulang secara saksama. "Saya sangat mengapresiasi pernyataan Pak Menteri. Ini menunjukkan kepedulian beliau yang sejatinya memang melayani semua agama. Namun praktiknya haruslah dipikirkan baik-baik," tutur Gomar.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait