BPOM Sepakat Lanjutkan Riset Sel Dendritik Lawan COVID-19, Kini Jadi Setujui Vaksin Nusantara?
tniad.mil.id
Nasional

BPOM belum menurunkan izin untuk uji klinis fase II Vaksin Nusantara. Namun BPOM bersama KSAD dan Menkes meneken MoU untuk pelaksanaan riset sel dendritik sebagai terapi COVID-19.

WowKeren - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tak menurunkan izin untuk uji klinis fase II Vaksin Nusantara. Namun BPOM sendiri rupanya meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa terkait penelitian berbasis pelayanan sel dendritik untuk melawan COVID-19 pada Senin (19/4) kemarin.

"(Penelitian berbasis pelayanan sel dendritik) untuk Meningkatkan imunitas terhadap Virus SARS-CoV-2," demikian kutipan keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad), Senin (19/4). Lantas apakah ini berarti BPOM sudah memberikan restu untuk vaksin COVID-19 berbasis sel dendritik yang digagas eks Menkes Terawan Agus Putranto itu?

Ditegaskan dalam keterangan tertulis Dispenad, penelitian ini bukan lanjutan dari uji klinis Vaksin Nusantara. Selain itu, berdasarkan perundang-undangan, penelitian ini bersifat autologus alias hanya digunakan untuk diri pasien sehingga tak bisa dikomersilkan dan tak memerlukan pula persetujuan izin edar.

"Penelitian ini bukan merupakan kelanjutan dari uji klinis adaptif fase I vaksin yang berasal dari sel dendritik autolog," terangnya. "Yang sebelumnya diinkubasi dengan Spike Protein SARS-CoV-2 pada subjek yang tidak terinfeksi COVID-19 dan tidak terdapat antibodi antiSARS-CoV-2."


"Karena uji klinis fase I yang sering disebut berbagai kalangan sebagai progran Vaksin Nusantara ini," imbuhnya. "Masih harus merespons beberapa temuan BPOM yang bersifat critical dan major."

Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa restu untuk riset Vaksin Nusantara masih belum diberikan oleh BPOM. Badan yang kini diketuai Penny Lukito itu pun masih menunggu beberapa perbaikan yang wajib ditunjukkan tim peneliti Vaksin Nusantara sebelum bisa berlanjut ke tahap selanjutnya.

Penandatanganan MoU itu turut disaksikan pula oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan berlangsung di Markas Besar AD, Jakarta. Dan sesuai kesepakatan, riset ini akan dilakukan di RSPAD Gatot Subroto yang selama ini kerap dikaitkan dengan penelitian Vaksin Nusantara.

Namun sebelumnya pihak TNI AD sudah mengonfirmasi bahwa penelitian Vaksin Nusantara ini bukan merupakan program mereka meski pengambilan darah dan penyuntikan pertama berlangsung di RSPAD Gatot Subroto. Di sisi lain, kisruh pengembangan Vaksin Nusantara terus memanas dengan kuatnya pengaruh dari masing-masing kubu yang pro dan kontra.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru