Perawat Di Surabaya Keluhkan Diputarbalik Hingga Harus Bayar Tes Swab Antigen Dan PCR Mandiri
Instagram/surabaya
Nasional

Saat PPKM Darurat berlangsung di Surabaya, aparat kepolisian melakukan penyekatan di sejumlah titik. Hal ini membuat para perawat mengeluh karena harus diputarbalik dan menempuh jarak yang lebih jauh.

WowKeren - Pada penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dimulai pada Sabtu (3/7), para aparat kepolisian melakukan penyekatan di sejumlah titik seperti perbatasan antar wilayah. Adanya penyekatan ini, membuat sejumlah perawat yang bekerja di Surabaya mulai mengeluhkan hal tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Surabaya Misutarno. "Teman-teman (perawat) mengeluh karena saat di titik penyekatan harus diputarbalik, dan terpaksa menempuh rute yang jauh dan sepi untuk bisa pulang, ini kan rawan bagi perawat perempuan yang harus pulang malam hari," tutur Misutarno kepada Basra Kumparan, Minggu (4/7).

Misutarno mengatakan bahwa seharusnya petugas di pos penyekatan dapat memberikan kelonggaran kepada para perawat yang melintas selama mereka memiliki kartu identitas yang menunjukkan profesinya. Apalagi bagi perawat yang berdomisili di luar Surabaya, seperti Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, maupun Madura. "Kan kasihan kalau harus putar balik jauh," imbuhnya.

Terkait permasalahan tersebut, Misutarno akan segera mengirimkan surat kepada Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Jatim dengan tembusan kepada sejumlah pejabat di Jatim. Selain permasalahan penyekatan, ia juga menyampaikan keluhan adanya rumah sakit di Surabaya yang membebankan biaya tes COVID-19 pada perawat.


Padahal setiap harinya, perawat sudah bertaruh nyawa dan menjadi garda terdepan dalam menangani pasien COVID-19. "Memang tidak semua rumah sakit, ada satu dua rumah sakit yang membebankan biaya tes COVID-19 (antigen) kepada perawat, ini kan miris ya," ungkap Misutarno.

Lebih lanjut, Misutarno menerangkan bahwa tes COVID-19 bagi para perawat wajib dilakukan karena bersinggungan langsung dengan pasien yang terinfeksi. Selain itu, hal ini penting dilakukan juga sebagai screening terhadap perawat apakah terpapar atau tidak.

Misutarno menyampaikan sempat ada kasus perawat yang bekerja menangani pasien COVID-19, saat diswab antigen, yang bersangkutan negatif. Akan tetapi, tidak lama kemudian orangtuanya positif COVID-19. Setelah dilakukan tracing, ternyata hasil dari perawat itu positif COVID-19.

"Beban obat, beban swab PCR dan biaya dokter menjadi tanggungan perawat yang bersangkutan karena dianggap tertular dari keluarga bukan pasien, walaupun sebelumnya yang bersangkutan bertugas di ruang COVID-19," tandas Misutarno.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru