Seorang Gadis Sulbar Mengaku Lumpuh Pasca Divaksin COVID-19, Begini Ceritanya
PxHere
Nasional

Jenkatrin (25) mengaku mengalami kelumpuhan sehari setelah menerima suntikan vaksin COVID-19 produk Sinovac pada 30 Juni 2021 kemarin. Begini penuturannya.

WowKeren - Program vaksinasi untuk mengentaskan wabah COVID-19 terus digencarkan di berbagai daerah Indonesia. Namun vaksinasi ini tidak bisa hanya menyoroti khasiatnya tanpa mempertimbangkan efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang menyertai.

Hal inilah yang belakangan disorot dari pengalaman Jenkatrin (25), seorang warga Desa Karama, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat yang mengalami kelumpuhan. Ia mengaku mengalami gejala ini, sampai akhirnya berujung dirawat intensif di rumah sakit, setelah mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin COVID-19 dari puskesmas setempat.

Jenkatrin mengaku mengalami kelumpuhan sehari sesudah divaksin dengan produk Sinovac pada 30 Juni 2021 kemarin. Setelahnya, Jenkatrin mengaku tidak mengalami gejala apapun, sampai kemudian mulai merasakan pusing dan mual pada malam harinya.

"Saya divaksin sekitar jam dua siang, habis itu malamnya saya pusing dan mual. Saya bangun paginya, kakiku mulai keram," tutur Jenkatrin, Rabu (7/7).

"Saya belum curiga, disangka efek tertindis karena tidur, tapi lama-lama kok tidak hilang-hilang," imbuh Jenkatrin. "Saya panik, panggil mama dan papa. Kaki saya sudah tidak bisa diangkat."


Menurut Jenkatrin, ia belum siap divaksin COVID-19 karena memiliki riwayat epilepsi semasa SD. Namun akhirnya ia mengikuti vaksinasi setelah didesak oleh petugas kesehatan setempat.

"Ada petugas yang merangkul tangan saya dan bilang kamu harus divaksin karena sering keluar kampung," kata Jenkatrin. Namun sebelum divaksin dan menjalani skrining, Jenkatrin sudah menceritakan riwayat penyakitnya kepada petugas setempat.

"Saya sempat sampaikan kalau ada penyakit saya dulu," sambungnya. "Tapi tim medis tidak menanyakan lebih lanjut penyakit apa."

Kejadian yang dialami Jenkatrin ini pun ditanggapi oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, Alamsyah Thamrin. Namun Alamsyah mengaku tidak berhak memberi keterangan karena kewenangan Komda KIPI.

Sementara ayah Jenkatrin, Lele Padang (53), berharap ada pertanggungjawaban atas peristiwa yang dialami putrinya. Ia juga berharap supaya petugas vaksinasi COVID-19 bisa lebih teliti agar kejadian serupa tidak terjadi di masa depan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru