Pecah Rekor Kasus Baru dan Meninggal COVID-19 RI, Kemenkes Sebut Angka Bakal Terus Naik
Twitter/KemensosRI
Nasional

Rabu (7/7) hari ini, Indonesia melaporkan hampir 35 ribu kasus positif COVID-19 baru. Namun yang sangat mencuri perhatian adalah angka kematiannya yang sampai lebih dari seribu dalam 24 jam.

WowKeren - Indonesia kembali memecahkan rekor kasus COVID-19. Pada Rabu (7/7) hari ini, Indonesia melaporkan 34.379 kasus baru, bertambah 4 ribu sendiri dibandingkan kemarin, sehingga total kumulatifnya mencapai 2.379.397.

Sebanyak 343.101 di antaranya merupakan kasus aktif yang menggambarkan seberapa banyak pasien COVID-19 Tanah Air yang memerlukan perawatan medis. Bahkan hampir 20 ribu di antaranya adalah kasus aktif yang baru dilaporkan dalam 24 jam belakangan, semakin memicu kekhawatiran akan kuat atau tidaknya sistem kesehatan Indonesia.

Namun yang sangat mencuri perhatian adalah angka kematian yang menginjak level ribuan. Per hari ini, terdapat 1.040 kasus meninggal COVID-19 baru, sehingga totalnya mencapai 62.908.

Data ini disediakan di infografis yang diunggah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Twitter. Dan turut disertakan pula tabel persebaran data kasus hari ini, dengan penyumbang terbesar di aspek kasus meninggal adalah Jawa Tengah (480).

Namun situasi horor ini sepertinya akan lama berlalu. Hal ini seperti disampaikan Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, dalam keterangan persnya.


Dijelaskan Siti Nadia, pemerintah kini terus berusaha meningkatkan testing terutama di wilayah Jawa dan Bali. Karena itulah sangat besar kemungkinan angka kasus positif akan terus bertambah seiring dengan banyaknya kasus-kasus baru yang ditemukan.

"Masih akan mungkin kasus konfirmasi tersebut meningkat dalam beberapa hari ke depan," terang Siti Nadia, Rabu (7/7). "Terlebih kita mendorong jumlah testing dapat ditingkatkan sehingga kita bisa memisahkah kasus yang sakit dari yang sehat."

Meski demikian, Siti Nadia tak bisa merinci seberapa besar kenaikan angka tersebut. Ia hanya menekankan bahwa keberhasilan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dijalankan di Jawa dan Bali saat ini salah satunya diukur dari transparansi penanganan COVID-19.

"Tidak lupa saya ingin kembali menekankan bahwa keberhasilan PPKM Darurat harus kita ukur secara transparan," ujarnya. Termasuk adalah soal data testing yang diperbarui setiap hari oleh pemerintah.

"Kemenkes (juga) akan terus meningkatkan efisiensi pencatatan dan pelaporan sebagai upaya monitoring dampak dari PPKM Darurat," imbuh Siti Nadia. "Dan kami memohon dukungan untuk dapat melaporkan indikator-indikator tersebut sebaik-baiknya."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru