Ekonomi RI Tumbuh 7% dan Bebas dari Resesi, Pengangguran-Kemiskinan Malah Tak Berkurang
Flickr/130075348@N08
Nasional

Indonesia akhirnya terbebas dari resesi dengan pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2021 yang mencapai 7,07 persen. Namun aspek pengangguran dan kemiskinan rupanya tak berkurang.

WowKeren - Indonesia berusaha untuk memulihkan perekonomiannya sejalan dengan pengentasan wabah COVID-19. Dan berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia akhirnya menunjukkan tanda-tanda perbaikan dengan terbebas dari resesi yang mendera beberapa kuartal berturut-turut.

BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal II-2021 secara year on year (yoy) mencapai 7,07 persen. Meski capaian ini mengesankan mengingat terjadi di tengah impitan ekonomi imbas pandemi COVID-19, ternyata ada beberapa catatan yang harus dipahami masyarakat.

Termasuk soal pertumbuhan ekonomi yang meskipun positif tetapi ternyata tidak memberi dampak signifikan untuk pengangguran dan kemiskinan di lapangan. Hal ini seperti disampaikan Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang.

Capaian pertumbuhan ekonomi sampai 7,07 persen ini, menurut Sarman, tidak sama dengan kondisi di masa normal. Bahwa seharusnya pertumbuhan ekonomi 1 persen mampu menyediakan setidaknya 250-500 ribu lapangan pekerjaan sehingga bisa mengurangi pengangguran dan kemiskinan.


Namun situasi berbeda tengah terjadi saat ini. Meski pertumbuhan ekonomi melesat sampai 7 persen, angka pengangguran malah menembus 9,77 juta orang, sedangkan masyarakat miskin mencapai 10,19 persen.

"Naiknya pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2021 tidak berpengaruh terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan menurunnya angka kemiskinan," jelas Sarman kepada Kumparan, Sabtu (7/8). "Pelaku usaha tentu tentu berharap agar ke depan kita ingin mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mampu mempengaruhi terhadap indikator tersebut, termasuk indeks kepuasan masyarakat."

Walau demikian, Sarman tetap menyambut baik pertumbuhan ekonomi ini. Pertumbuhan yang sampai 7,07 persen, menurut Sarman, memberikan efek psikologis yang baik untuk pelaku usaha bahwa Indonesia sudah mulai mampu keluar dari resesi sehingga membangkitkan optimisme untuk menuju pemulihan serta pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas.

"Dunia usaha merespons positif pengumuman BPS yang telah menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II-2021 melejit tajam sebesar 7,07 persen dari Kuartal I-2021 yang masih terkontraksi minus 0,74 persen," pungkasnya. "Walaupun kualitas pertumbuhannya tidak sama saat normal."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru