Menkes Ungkap 3 Cara Jitu Hidup Berdampingan dengan COVID-19, Ingin Tiru Taktik Singapura?
PxHere
Nasional

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkenalkan 3 strategi untuk hidup berdampingan dengan COVID-19, salah satunya disiplin protokol kesehatan dibantu oleh PeduliLindungi.

WowKeren - Tanda-tanda penurunan ledakan kasus COVID-19 Indonesia seolah mulai terlihat nyata, meski Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2-4 kembali diperpanjang. Untuk wilayah Jawa dan Bali diperpanjang sampai 30 Agustus 2021. sedangkan di luar kedua daerah tersebut diperpanjang sampai 6 September 2021.

Dan di tengah situasi tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin seolah ingin membawa Indonesia ke fase baru, yakni hidup berdampingan dengan wabah virus Corona. Dijelaskan Budi Gunadi, strategi hidup berdampingan dengan COVID-19 bertujuan demi menyeimbangkan kehidupan yang sehat serta bermanfaat secara ekonomi.

"Untuk hidup bersama epidemi, ada beberapa arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang perlu segera kami tindaklanjuti," ujar Budi Gunadi dalam konferensi pers virtualnya, Senin (23/8). Strategi ini akan menyasar beberapa sektor kebijakan, seperti protokol kesehatan berbasis teknologi informasi, testing, tracing, serta treatment.

Yang pertama, Budi Gunadi menyoroti pentingnya kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan meski sejumlah fasilitas publik mulai dibuka secara bertahap. "Kami sudah bekerja sama dengan beberapa asosiasi dan beberapa perkumpulan untuk mulai menyusun protokol kesehatan berbasis teknologi informasi," jelas Budi Gunadi.

Teknologi yang akan dikolaborasikan di sektor protokol kesehatan adalah aplikasi PeduliLindungi yang akan dipakai secara nasional. Protokol kesehatan seperti ini akan diaplikasikan di aktivitas perdagangan modern dan nasional, di transportasi umum, tempat kerja, serta industri dan perkantoran.


Aplikasi PeduliLindungi juga akan digunakan di aktivitas pariwisata, hiburan, hingga kuliner. "Protokol kesehatan juga digunakan di bidang pendidikan, baik SD, SMP, SMA, universitas, serta protokol kesehatan yang paling penting di acara atau hari keagamaan, ritual-ritual keagamaan yang tiap minggu atau hari raya besar," lanjut Budi Gunadi, dikutip pada Selasa (24/8).

Strategi berikutnya adalah menguatkan testing dan tracing yang juga dibuat semakin tepat sasaran. "Harus terarah, tidak secara massal. Benar-benar yang butuh atau istilahnya para ahli kesehatan adalah pengetesan epidemiologi bukan pengetesan untuk skrining," terangnya melanjutkan.

Nanti pengetesan dilakukan khusus untuk suspek dan orang dengan kontak erat bergejala. "Bukan semua orang dites karena mau melakukan aktivitas tertentu," imbuhnya.

Sedangkan strategi terakhir adalah peningkatan perawatan pasien COVID-19 di seluruh fasilitas layanan kesehatan. Kementerian Kesehatan, disebutkan Budi Gunadi, akan fokus pada perawatan pasien kritis yang bergejala berat karena tingkat kematian COVID-19 yang masih relatif tinggi.

"Bapak Presiden memberikan arahan secara spesifik bahwa nantinya harus ada perawatan untuk layanan primer isolasi dengan pengobatan-pengobatan dasar. Sehingga rumah sakit hanya diisi dengan kasus-kasus kritis dan berat," katanya. "Kita mendorong layanan primer, baik di Puskesmas atau klinik, untuk merawat orang-orang yang hanya perlu isolasi atau pengobatan di tahap dasar."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait