Geger Bandara Kualanamu 'Dijual' ke Operator India, Kementerian BUMN Beri Klarifikasi
Wikimedia Commons/Davidelit
Nasional

Angkasa Pura II mengumumkan GMR Airports Consortium dari India sebagai pemenang tender untuk pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu selama 25 tahun ke depan.

WowKeren - Kini sedang beredar heboh kabar Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara, dianggap dijual ke India. Pembahasan ini menjadi ramai setelah PT Angkasa Pura II (Persero) mengumumkan bahwa GMR Airports Consortium dari India memenangkan tender untuk ikut mengelola Bandara Kualanamu selama 25 tahun.

Salah satu yang ikut menyoroti "penjualan" ini adalah mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu. Keyakinannya makin kuat lantaran GMR Airports Consortium memegang 49 persen saham Bandara Kualanamu.

Kekhawatiran ini lantas ditanggapi oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Menurut Arya, Said Didu sudah salah menarik kesimpulan lantaran skema bisnis antara AP II dan GMR Airports Consortium adalah berupa build, operate, dan transfer (BOT) yang berbeda dengan penjualan aset.

Arya lantas menganalogikan skema ini dengan hotel yang dikelola oleh Swiss-Belhotel. Menurutnya seandainya Arya memiliki sebuah bangunan hotel lalu pengelolaannya diserahkan kepada Swiss-Belhotel, berarti hotel tetap dimiliki olehnya.

"Nah untuk Bandara Kualanamu, pengelolanya bahkan 51 persen masih anak perusahaan AP II, tidak semua oleh GMR. Kurang apalagi coba?" ujar Arya, dikutip dari Kumparan, Jumat (26/11).


Lantas dengan skema seperti ini, adakah keuntungan yang dihimpun oleh Indonesia? Lewat pernyataannya di Jakarta pada Jumat (26/11), Arya menjelaskan bahwa AP II mendapatkan dua keuntungan karenanya.

"Angkasa Pura II mendapatkan dua keuntungan, yaitu dana sebesar Rp1,58 triliun dari GMR," kata Arya, dikutip dari ANTARA. "Serta ada pembangunan dan pengembangan Kualanamu sebesar Rp56 triliun dengan tahap pertama sebesar Rp3 triliun."

Menurut Arya, dengan masuknya GMR sebagai pemegang saham di joint venture company (JVCo) alias perusahaan patungan PT Angkasa Pura Aviasi, maka AP II tidak perlu mengeluarkan dana sebesar Rp58 triliun untuk mengembangkan Bandara Kualanamu. Sebab pembangunan bandara selanjutnya akan ditanggung oleh mitra.

Sedangkan dana Rp1,58 triliun yang didapat bisa dialihkan AP II untuk pengembangan dan pembangunan bandara baru di Indonesia. "Ini namanya memberdayakan aset tanpa kehilangan aset, bahkan asetnya membesar berkali-kali lipat," terang Arya.

Menurut Arya, AP II tetap menguasai saham mayoritas sebesar 51 persen dan bekerja sama dengan GMR Airports Consortium untuk mengelola Bandara Kualanamu selama 25 tahun. Dengan demikian, seluruh biaya pembangunan ditanggung dengan sistem build of take (BOT) dan setelah 25 tahun akan dikembalikan ke AP II.

"Jadi aset tersebut tetap milik Angkasa Pura II bukan dijual asetnya," tegas Arya. "Jadi keliru kalau mengatakan terjadi penjualan aset."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru