Skenario Gelombang Ketiga RI: Kasus Aktif COVID-19 Bisa Capai 400 Ribu
AFP/Adek Berry
Nasional

Ketiga skenario dibuat berdasarkan data yang dimiliki Satgas COVID-19 dengan memasukkan beberapa faktor risiko. Antara lain mobilitas masyarakat, kepatuhan protokol kesehatan, hingga munculnya varian baru yang lebih menular.

WowKeren - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengungkapkan tiga skenario kenaikan kasus positif dalam gelombang ketiga. Adapun kenaikan kasus positif COVID-19 ini dapat dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Ketiga skenario tersebut dibuat berdasarkan data yang dimiliki Satgas COVID-19 dengan memasukkan beberapa faktor risiko. Sejumlah faktor risiko yang dimaksud antara lain mobilitas masyarakat, kepatuhan protokol kesehatan, hingga munculnya varian baru yang lebih menular.

Skenario pertama adalah kondisi ideal yang dapat terjadi di masa pandemi COVID-19. Yakni situasi dimana kekebalan komunitas alias herd immunity telah terbentuk di masyarakat, mobilitas warga terjaga, serta tak adanya varian baru.

Namun hingga saat ini, herd immunity masih belum bisa tercapai lantaran cakupan vaksinasi masih di angka 40 persen. Target vaksinasi 70 persen pada Desember 2021 juga masih belum terkejar, sehingga kasus COVID-19 aktif diprediksi mulai naik.


"Mobilitas (masyarakat) tinggi tapi kepatuhan protokol kesehatannya cukup baik sehingga naik, tapi maksimalnya hanya sekitar 70.000-an kasus aktifnya saja. Itu puncaknya sekitar 70.000 kasus," papar Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah.

Kemudian skenario kedua adalah situasi dimana herd immunity belum terbentuk namun mobilitas masyarakat tinggi dan kepatuhan protokol kesehatannya rendah. Dalam skenario kedua ini, tutur Dewi, kasus COVID-19 diprediksi akan langsung naik hingga angka 260 ribu dan menjadi puncak kasus aktif.

Sementara itu, skenario ketiga adalah situasi dimana herd immunity belum terbentuk dengan mobilitas tinggi, kepatuhan prokes rendah, dan munculnya varian baru yang lebih menular. "Dalam kondisi saat ini kasus aktif diprediksi bisa meningkat hingga 400.000 kasus," ungkap Dewi.

Meski demikian, prediksi jumlah kasus aktif pada gelombang ketiga pasca Nataru ini lebih rendah dibanding gelombang kedua pada bulan Juli-Agustus 2021 lalu. Kala itu, jumlah kasus COVID-19 aktif mencapai angka 570 ribu.

Dewi lantas menjelaskan masih ada sejumlah hal yang harus dikejar. Antara lain adalah menyelesaikan program vaksinasi COVID-19 untuk membentuk herd immunity, mengendalikan mobilitas masyarakat dengan menerapkan kebijakan PPKM, serta menjaga kepatuhan prokes. Varian Omicron juga harus diwaspadai dan dicegah agar tidak sampai masuk ke Indonesia.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru