Kemenkes Ungkap Banyak Daerah Pilih Sinovac Hingga Laju Vaksinasi COVID-19 Turun
sehatnegeriku.kemkes.go.id
Nasional

Juru Bicara Vaksin COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengimbau pemerintah kabupaten/kota untuk mempercepat laju vaksinasi dengan menggunakan jenis vaksin yang sudah tersedia.

WowKeren - Laju vaksinasi virus corona (COVID-19) di Indonesia tercatat menurun selama tiga pekan terakhir. Kementerian Kesehatan lantas mengungkapkan salah satu alasan menurunnya laju vaksinasi adalah banyak masyarakat yang memilih-milih jenis vaksin. Menurut Juru Bicara Vaksin COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, banyak daerah yang ingin mendapat Vaksin Sinovac.

"Hampir 2-3 minggu ini terjadi penurunan penyuntikan per harinya. Ini dikarenakan banyak daerah-daerah yang menunggu untuk bisa mendapatkan vaksin Sinovac," ungkap Nadia dalam diskusi daring pada Rabu (1/12).

Padahal, Nadia mengungkapkan bahwa stok Vaksin COVID-19 hingga akhir tahun akan didominasi oleh AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna. Oleh sebab itu, Nadia mengimbau pemerintah kabupaten/kota untuk mempercepat laju vaksinasi dengan menggunakan jenis vaksin yang sudah tersedia.

"Kita berharap bahwa kabupaten/kota itu bisa melakukan percepatan dengan menggunakan vaksin apapun termasuk tadi vaksin Pfizer, AstraZeneca dan juga vaksin Moderna," jelas Nadia.


Menurut Nadia, masyarakat tak perlu memilih-milih jenis vaksin COVID-19. Pasalnya, semua jenis vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia akan mendorong sistem kekebalan tubuh terhadap virus. Nadia juga mengingatkan bahwa efek samping yang dirasakan pasca penyuntikan vaksin COVID-19 adalah hal yang biasa.

"Jadi kalau kita lihat penurunan vaksinasi memang mungkin faktornya karena kondisi yang penularan yang sudah semakin baik," katanya. "Yang kedua, karena kondisi penularannya semakin baik ini tidak kemudian membuat masyarakat untuk buru-buru divaksin, akhirnya mereka juga menunggu-nunggu atau memilih jenis vaksin tertentu."

Sebelumnya, Nadia juga sempat mengungkapkan bahwa hoaks menjadi salah satu faktor penurunan laju vaksinasi COVID-19 di Tanah Air. Penyebaran hoaks tersebut dinilai menyebabkan warga di sejumlah daerah menolak untuk divaksin.

"Dari survei, 7 persen masih ada yang tidak mau divaksin dan 15 persen masih ragu-ragu, ini tantangan kita," ujar Nadia kepada CNN Indonesia pada 19 November 2021 lalu. "Jadi ada juga yang menunda karena merek vaksin, maka kami imbau agar tidak ada yang pilih-pilih vaksin COVID-19."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru