Kurikulum Baru Meluncur Tahun Depan, Nadiem Makarim: Untuk Pulih dari Learning Loss
Nasional

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyatakan bahwa kurikulum pendidikan baru siap meluncur mulai tahun 2022 dan bersifat opsional. Nadiem lantas menjelaskan kelebihan dari kurikulum ini.

WowKeren - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim berencana untuk meluncurkan kurikulum baru ke seluruh sekolah pada 2022 mendatang. Kemendikbudristek sendiri saat ini sedang melakukan uji coba prototipe kurikulum baru di 2.500 Sekolah Penggerak.

Namun sebenarnya seberapa penting penerapan kurikulum baru ini? Kepada Komisi X DPR RI, Nadiem menjelaskan bahwa kurikulum tersebut akan membantu sekolah dalam memulihkan learning loss, sebuah situasi yang sangat mengkhawatirkan di dunia pendidikan dan sayangnya semakin buruk karena pandemi COVID-19.

"Mengenai kurikulum prototipe, tentunya sangat lega kita akan melakukan bagian daripada learning recovery," ujar Nadiem pada Rabu (1/12). "Kembali pulih daripada learning loss yang cukup gawat darurat sampai sekarang."

Kurikulum pendidikan ini juga diharap bisa membantu sekolah untuk lebih beradaptasi dengan masa depan. Pasalnya kurikulum baru yang sedang diujicoba ini sangat mudah diterapkan, bahkan di sekolah yang statusnya tertinggal sekalipun.


"Jadi sebenarnya kurikulum baru ini malah lebih bermanfaat lagi bagi sekolah-sekolah yang paling ketinggalan. Karena perampingan dan penyederhanaannya paling besar," tegas Nadiem, dikutip pada Kamis (2/12).

Penerapan kurikulum baru tahun depan akan diikuti dengan bantuan berupa platform teknologi dari Kemendikbudristek untuk sekolah-sekolah yang menerapkan. Nadiem berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh bagi sekolah yang dalam proses transisi menuju kurikulum baru tersebut.

Di sisi lain, Nadiem juga memastikan pihaknya tidak memaksakan sekolah untuk mengadopsi kurikulum baru. Keputusan penggunaan kurikulum diserahkan sepenuhnya kepada sekolah meski akan diperkenalkan secara luas tahun depan lantaran bersifat opsional.

"Kalau sekolah dipaksa melakukan apapun tidak akan sukses. Karena kemauan guru dan kepala sekolah untuk berubah adalah kriteria terpenting untuk kesuksesan," pungkas Nadiem. "Tapi enggak apa-apa lama-lama juga mereka akan melihat tetangganya mulai melakukan. Lebih organik saja, dalam dua tahun ini kita akan memonitor dan mengawasi."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru