Rangkaian Acara Presidensi G20 di Indonesia Berlanjut Ke Pertemuan Deputi Keuangan dan Bank Sentral
Nasional

Serangkaian acara Presidensi G20 Indonesia telah dimulai. Kali ini dilanjutkan dengan pertemuan pertama tingkat Deputi Keuangan dan Bank Sentral yang berlangsung di Bali.

WowKeren - Seperti yang diketahui, Indonesia terpilih untuk melaksanakan Presidensi G20. Adapun serangkaian acara Presidensi G20 di Indonesia ini telah dimulai.

Rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia kini dilanjutkan dengan Pertemuan Pertama Tingkat Deputi Keuangan dan Bank Sentral (finance track). Pertemuan ini diketahui digelar di Bali Nusa Dua Convention Center pada Kamis (9/12) hari ini.

Sebelumnya kegiatan Presidensi G20 telah dibuka dengan Pertemuan Pertama Tingkat Sherpa G20 (1st G20 Sherpa Meeting) di Jakarta pada 7-8 Desember 2021. Dalam rangkaian acara finance track, diketahui akan dihadiri oleh 39 delegasi dari berbagai negara secara langsung di Pulau Dewata.

Dari 39 delegasi yang hadir, di antaranya adalah Menteri Keuangan Italia, Daniele Franco dan Menteri Keuangan India, Nirmala Sitharaman. Sementara itu, 21 negara akan hadir secara fisik di Bali, sedangkan 14 negara lainnya secara virtual dan tiga negara secara hybrid.


Sebagai tuan rumah, Indonesia akan menyampaikan agenda prioritas yang menjadi fokus dalam Presidensi G20. Adapun agenda prioritas dalam pertemuan finance track adalah Exit Strategy to Support Recovery, membahas mengenai bagaimana G20 melindungi negara-negara yang masih menuju pemulihan ekonomi, khususnya negara berkembang dari efek limpahan exit policy negara maju.

Selanjutnya, Adressing Scaring Effect to Secure Future Growth yang membahas mengenai mengatasi dampak berkepanjangan krisis dengan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang. Ketiga, Payment System in Digital Era membahas mengenai standar pembayaran lintas batas negara (CBP), serta prinsip-prinsip pengembangan CBDC (General Principles for Developing CBDC).

Keempat, Sustainable Finance, membahas risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan sustainable finance (keuangan berkelanjutan) dari sudut pandang makroekonomi dan stabilitas keuangan.

Kelima, Digital Financial Inclusion di mana akan membahas pemanfaatan open banking untuk mendorong produktivitas dan mendukung ekonomi, serta keuangan inklusif bagi underserved community yakni wanita, pemuda, dan UMKM. Terakhir, International Taxation yakni membahas perpajakan internasional, utamanya terkait dengan implementasi framework bersama OECD/G20 mengenai strategi perencanaan pajak yang disebut Base Erotion and Profit Shifting (BEPS).

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait