Wawalkot Yogyakarta Ungkap Alasan Malioboro Tak Pakai PeduliLindungi Walau Jadi Tujuan Saat Nataru
Flickr/Wira Munggana
Nasional

Kawasan Malioboro, DI Yogyakarta ternyata belum menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Padahal Malioboro diprediksi menjadi tujuan masyarakat saat Natal dan Tahun Baru.

WowKeren - Pemerintah batal menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 serentak di seluruh Indonesia saat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Dengan demikian, PPKM yang berlaku selama Nataru disesuaikan dengan level asesmen masing-masing wilayah.

Termasuk DI Yogyakarta yang tentu tak akan menerapkan pembatasan ketat selama Nataru. Karena itulah, muncul keyakinan bahwa kawasan Malioboro akan menjadi tujuan wisatawan, terutama dari luar Yogyakarta, selama Nataru.

Meski diyakini akan dipadati wisatawan, kawasan Malioboro ternyata belum akan menerapkan penggunaan PeduliLindungi sebagaimana anjuran pemerintah. Lantas apa alasan Malioboro tak menerapkan PeduliLindungi?

Rupanya Pemerintah Kota Yogyakarta berpandangan Malioboro bukan termasuk kawasan wisata. "Enggak (pakai aplikasi PeduliLindungi) karena di Malioboro bukan kawasan tunggal, bahkan bukan masuk destinasi wisata tapi pusat oleh-oleh, yang sebetulnya pusat pertokoan seperti toko-toko atau jalan-jalan pada umumnya yang lain," ujar Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi di Hotel Grand Zuri, Rabu (22/12).

Meski tanpa PeduliLindungi, Heroe memastikan pengawasan di Malioboro akan diperketat. Termasuk dengan menambah jumlah petugas hingga dilakukannya skrining acak serta antigen dan vaksinasi kepada pengunjung yang belum vaksin di akhir pekan.


"Tapi kita ketatkan pengawasannya tingkatkan jumlah orang yang mengawasi tidak hanya Jogoboro tetapi elemen-elemen lain. Termasuk kita skrining acak antigen dan vaksinasi kita lakukan Sabtu Minggu di Malioboro," kata Heroe, dikutip pada Kamis (23/12).

Heroe juga menjelaskan Malioboro akan menerapkan skema buka tutup. "Saat kondisi penuh kita tutup. Kalau sudah longgar kita buka lagi. Sesuai dengan kondisi lapangan termasuk di beberapa tempat," papar Heroe, menambahkan bahwa ada kekhawatiran timbul kerumunan bila jalan ditutup.

Perihal belum digunakannya PeduliLindungi juga dibenarkan Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto. Hanya saja pihaknya menggunakan aplikasi lain sebagai pengganti.

"Kami belum (PeduliLidungi) masih pakai Sugeng Rawuh. Setiap pengunjung Malioboro kami aplikasi barcode Sugeng Rawuh di tiap pintu masuk," jelas Ekwanto.

Jumlah pengunjung Malioboro juga akan dibatasi, maksimal seribu per zona sehingga total 5.000 orang. "Nataru kami estimasi per zona bisa 1.000an. Kalau batas maksimal bisa sampai 2.000, 3.000," pungkasnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait